Tiktok Live juga disebut-sebut oleh banyak pihak merusak harga pasaran yang ada.
Pedagang lain sempat menyebut bahwa e commerce kerap memasang harga yang tidak masuk akal.
“Nah di online (e commerce) harganya hancur-hancuran,” kata Nurul, pedagang Pasar Tanah Abang Jakarta.
“Karena di Pasar Tanah Abang Jakarta itu kita harus bayar sewa toko, bayar karyawan,” lanjutnya.
“Itu kalau (zaman) sekarang enggak bisa nutup (biaya sewa, dll) kak,” ujar Nurul, pedagang Pasar Tanah Abang Jakarta.
“Kalau kita nggak bisa ini apa namanya cari buat bahan yang lebih murah lagi,” tutur Nurul, pedagang Pasar Tanah Abang Jakarta.
“Biar bisa jual murah gitu,” ucap.
Nurul nampaknya harus putar otak mengatasi jatuhnya omzet dan berkurangnya pembeli ke lapak offlinya miliknya itu.
Hingga kini pemerintah belum ambil langkah nyata solusi dari sepinya lapak offline di Pasar Tanah Abang Jakarta.***
Artikel Terkait
Pasca kunjungan Menteri Perdagangan ke Pasar Tanah Abang Jakarta, Pedagang: Online shop harus dihapus
Curahan hati pedagang Pasar Tanah Abang Jakarta: Semenjak ada Tiktok,penjualan kita terus anjlok alias menurun
Pedagang Pasar Tanah Abang Jakarta: Dulu bisa dapat Rp60 juta sehari, sekarang Rp1 juta kebawah bahkan Rp0
Pedagang Pasar Tanah Abang Jakarta sebut kian terpuruk, berharap ada perbaikan nasib kedepan kepada pemerintah
Pasar Tanah Abang Jakarta menurut pedagang: Turun drastis, pengunjung banyak yang jalan-jalan tidak beli
Pedagang Pasar Tanah Abang Jakarta: Dulu omzet Rp60 juta sampai Rp70 juta sehari, sekarang sering nggak laris
Harga Tiktok dinilai lebih murah dari Pasar Tanah Abang Jakarta, Pedagang: Dia enggak tahu kualitas barang