Baca Juga: Kacau! Fans JKT48 kecewa terhadap konser Summer Tour 2023 di Bandung
Hikayat Si Pitung telah menjadi bagian dari warisan budaya Betawi.
Kisahnya dituturkan dalam berbagai bentuk seperti rancak (balada), syair, atau cerita Lenong.
Perjalanan hidup dan petualangan Si Pitung terus dikenang oleh masyarakat Betawi, mencerminkan semangat perlawanan sosial mereka terhadap penjajah Belanda.
Namun, ada juga fakta sejarah yang tidak bisa diabaikan.
Ada laporan tentang tindakan kekerasan dan tindak pidana yang dilakukan oleh Si Pitung.
Menurut beberapa sumber, ia terlibat dalam perampokan dan pencurian dengan kekerasan.
Meskipun ada cerita bahwa hasil rampokannya dibagikan kepada rakyat miskin, tetapi kebenarannya masih menjadi perdebatan.
Kematian Si Pitung pun dikelilingi oleh berbagai versi.
Ada yang mengatakan bahwa ia kehilangan kesaktiannya karena jimatnya diambil orang, sementara versi lain menyebutkan bahwa kesaktiannya hilang setelah rambutnya dipotong.
Namun, yang pasti, Si Pitung tewas tertembak oleh komisaris polisi Van Heyne, yang telah mengejarnya dengan gigih.
Kisah Si Pitung terus hidup dalam ingatan masyarakat Betawi dan menjadi bagian integral dari sejarah dan budaya Indonesia.
Meskipun kontroversial, legenda Si Pitung terus menginspirasi banyak orang, dan ceritanya diangkat dalam berbagai karya seni seperti film-film "Si Pitoeng" (1931), "Si Pitung" (1970), dan "Banteng Betawi" (1971).