Namun, dalam dokumen 'The Green Hilton Memorial Agreement', terlihat cap stempel dengan gambar Garuda Pancasila.
Keraguan kedua adalah bahwa pihak AS tidak pernah menyebutkan mengenai perjanjian 'The Green Hilton Memorial Agreement'.
Pertemuan antara Bung Karno dan Kennedy pada saat itu sebenarnya membahas tentang dukungan AS terhadap pengembalian Irian Barat, bukan tentang perjanjian tersebut.
Baca Juga: Guncang Bank Syariah Indonesia, inilah penjelasan lengkap apa itu ransomware LockBit
Keraguan ketiga muncul karena pada tanggal 14 November 1963, yang diklaim sebagai tanggal perjanjian, Kennedy berada di Amerika Serikat untuk menggelar konferensi pers di Auditorium Departemen Luar Negeri, bukan di Swiss.
Pertemuan antara Bung Karno dan Kennedy sebenarnya terjadi pada tanggal 24 April 1961.
Tidak hanya di Swiss, harta emas Bung Karno juga diduga tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
Namun, yang seringkali muncul adalah penipuan mengenai emas batangan Bung Karno.
Contohnya, di Desa Panapalan, Kecamatan Tengah Ilir, Kabupaten Tebo, Jambi, seorang warga menemukan secara tidak sengaja emas batangan bergambar Soekarno.
Namun, setelah diperiksa oleh kepolisian, diketahui bahwa kadar emasnya hanya 8,4 persen, dan diduga terbuat dari bahan kuningan.
Baca Juga: Misteri baru Twitter terungkap, Linda Yaccarino adalah CEO baru yang dipilih oleh Elon Musk!
Bagi mereka yang tertarik dengan cerita mengenai emas batangan Bung Karno, penting untuk dapat membedakan antara fakta dan desas-desus.
Terutama jika berkeinginan untuk menginvestasikan emas sebagai masa depan yang lebih baik.
Mengenali tanda-tanda emas palsu adalah langkah penting untuk menghindari kerugian besar dalam investasi tersebut. Berikut adalah beberapa cara untuk memeriksa keaslian emas:
1. Melakukan pemeriksaan fisik: Emas asli memiliki cap yang menandakan kadar emasnya. Misalnya, ada penanda fineness (1-999 atau 0,1-0,999) atau penanda karat (10K, 18K, dan 24K).