Di depan Pendopo Agung Keraton Sumenep, 116 turis disambut dengan Saronen, salah satu kesenian tradisional Sumenep.
Baca Juga: PSM Makassar kian kokoh di puncak klasemen Liga 1 Indonesia, bagaimana dengan Persija?
"Kami suguhkan kesenian tradisional yaitu Saronen. Kemudian juga kami suguhkan kuliner tradisional khas Kabupaten Sumenep seperti apen, gettas, rengginang, klepon dan lainnya," tutur Mohammad Iksan.
Tak hanya mengunjungi Museum Keraton Sumenep, para turis asal Amerika Serikat dan Australia itu menjelajahi area Keraton Sumenep lainya seperti Taman Sare yang merupakan tempat pemandian putri raja.
Selain Keraton Sumenep, wisman asal Amerika Serikat dan Australia tersebut juga mengunjungi Masjid Jamik Sumenep, salah satu ikon wisata Kota Keris.
Baca Juga: Susul Filipina, Malaysia tambah armada udara dengan jet tempur Korsel
Bahkan dari Masjid Jamik rencananya mereka akan lanjut ke Asta Tinggi Sumenep, destinasi wisata yang juga ikonik.
Namun karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan akibat hujan cukup deras, setelah dari Museum Keraton para turis hanya mampir sebentar di Masjid Jamik.
Setelah itu, mereka langsung kembali ke Pelabuhan Tanjung, Saronggi untuk melanjutkan perjalanan ke Semarang.
Baca Juga: Timur Tengah kian mencekam, pemukim Israel ngamuk bakar rumah hingga mobil di Nablus
"Alhamdulillah sambutan daripada turis-turis tersebut luar biasa. Mereka sangat kagum terhadap budaya, juga kuliner dan kesenian yang ada di Kabupaten Sumenep," kata Iksan dengan wajah sumringah.***