wisata-budaya

Pergeseran Makna ‘Perempuan Adat’ : Kajian Politik Identitas Gender dalam Advokasi Hak Sumber Daya Alam Perempuan Suku Baduy

Jumat, 26 September 2025 | 16:09 WIB
Sekelompok wanita Baduy berjalan di pinggiran desa mereka. Dalam perspektif adat, perempuan bukan hanya "ibu rumah tangga", melainkan juga simbol kesuburan dan keberlanjutan. (Women in Tourism)

Jika negara dan masyarakat luas mau mengakui peran strategis perempuan adat Baduy, maka politik sumber daya alam tidak hanya akan berorientasi pada keuntungan, tetapi juga pada keberlanjutan hidup.

Sebab bagi perempuan Baduy, menjaga tanah dan hutan bukan sekadar aktivitas ekonomi, melainkan ibadah budaya sebuah cara untuk memastikan kehidupan tetap seimbang antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.

Baca Juga: Presiden Prabowo Subianto Menyatakan Indonesia Siap Kirim Ribuan Pasukan Perdamaian ke Ukraina, Sudan, Libya dan Gaza

Pergeseran makna ‘Perempuan Adat’ di Baduy menunjukkan bahwa politik identitas bukanlah konsep statis. Ia bergerak sesuai ancaman dan kebutuhan. Hari ini, mereka bukan hanya penjaga rumah tangga, tetapi juga penjaga geopolitik suku mereka.

Mendukung advokasi sumber daya alam Baduy berarti mengakui bahwa perjuangan gender dan perjuangan ekologi adalah dua sisi mata uang yang sama keduanya menuntut pengakuan hak atas kehidupan yang bermartabat dan berkelanjutan, baik bagi perempuan maupun bagi alam tempat mereka bernaung. ***

Halaman:

Tags

Terkini