wisata-budaya

Pergeseran Makna ‘Perempuan Adat’ : Kajian Politik Identitas Gender dalam Advokasi Hak Sumber Daya Alam Perempuan Suku Baduy

Jumat, 26 September 2025 | 16:09 WIB
Sekelompok wanita Baduy berjalan di pinggiran desa mereka. Dalam perspektif adat, perempuan bukan hanya "ibu rumah tangga", melainkan juga simbol kesuburan dan keberlanjutan. (Women in Tourism)

Baca Juga: Pidato Prabowo di PBB Dikutip PM Kanada: Dunia Harus Dihadapi dengan Harapan

Selain itu, perempuan Baduy kini terlihat lebih aktif dalam pertemuan-pertemuan non-formal dengan aktivis luar, LSM, dan bahkan perwakilan pemerintah daerah.

Mereka menjadi jembatan diplomasi yang cair, mampu menyampaikan persoalan internal dengan bahasa yang bisa dipahami oleh dunia luar tanpa melanggar batasan-batasan adat internal yang ketat.

Dari Simbol Kesuburan ke Agen Perlawanan

Pergeseran makna ini membuat perempuan adat Baduy tidak lagi semata dipandang sebagai penjaga tradisi domestik.

Baca Juga: Wamenpar Blusukan ke Geopark Maros Pangkep, Buktikan Kesiapan Hadapi UNESCO

Mereka juga muncul sebagai agen perlawanan terhadap ancaman eksploitasi sumber daya alam.

Misalnya, dalam diskusi komunitas maupun forum masyarakat adat, suara perempuan mulai lebih lantang menyuarakan keberlanjutan hutan, tanah, dan air sebagai warisan generasi.

Perempuan kini mengambil posisi ganda sebagai penjaga tradisi sekaligus menghadapi modernisasi. Identitas mereka tidak lagi terbatas pada ranah domestik, tetapi juga bagian dari politik lingkungan dan hak masyarakat adat.

Baca Juga: Jangan Lewatkan! 8 Kota di Turki yang Paling Indah Dikunjungi di Bulan Oktober

Ancaman terhadap lingkungan bagi perempuan Baduy bukan hanya soal kehilangan pohon, tetapi juga ancaman terhadap identitas keibuannya.

Rusaknya sumber air berarti anak-anak mereka akan kesulitan minum; hilangnya ladang berarti ancaman kelaparan; dan pencemaran berarti terganggunya proses menenun yang sakral. Meski begitu, jalan masih panjang.

Perempuan adat seringkali mengalami marginalisasi ganda oleh struktur patriarki dalam komunitas dan oleh negara yang cenderung mengabaikan perspektif gender dalam kebijakan sumber daya alam.

Baca Juga: Momen Unik Menarik Saat Donald Trump Puji Gestur Presiden Prabowo Subianto, Hebat!

Harapannya, pergeseran makna ini bukan berarti kehilangan akar tradisi, melainkan menjadi peluang untuk memperkuat posisi perempuan adat sebagai aktor penting dalam pembangunan berkelanjutan.

Halaman:

Tags

Terkini