JAKARTA INSIDER - Di ketinggian sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut, tersembunyi sebuah desa adat yang dikenal sebagai Wae Rebo.
Terletak di Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur, desa ini sering disebut sebagai "desa di atas awan" karena lokasinya yang dikelilingi perbukitan hijau dan sering diselimuti kabut tebal.
Keindahan alam yang memukau, dipadukan dengan kearifan budaya lokal, menjadikan Wae Rebo sebagai salah satu destinasi wisata budaya paling eksotis di Indonesia.
Baca Juga: Skandal Rumah Dinas: KPK resmi tetapkan Tersangka Korupsi!
Dikutip dari laman www.x.com/silfinov Salah satu daya tarik utama Wae Rebo adalah Mbaru Niang, rumah adat berbentuk kerucut yang masih dipertahankan secara turun-temurun.
Rumah ini bukan sekadar tempat tinggal, tetapi juga simbol filosofi hidup masyarakat setempat.
Dibangun dari bahan alami seperti bambu dan ijuk, Mbaru Niang memiliki arsitektur unik yang ramah lingkungan dan dirancang untuk menyesuaikan dengan iklim pegunungan.
Baca Juga: KPK tetapkan Tersangka dalam dugaan korupsi pengadaan Rumah Dinas
Masyarakat Wae Rebo masih menjalankan tradisi leluhur dengan penuh kebanggaan. Kehidupan mereka sangat bergantung pada alam, dengan mata pencaharian utama bertani dan menanam kopi khas Flores yang memiliki cita rasa tinggi.
Kehangatan dan keramahan penduduk setempat menjadikan kunjungan ke Wae Rebo semakin berkesan.
Wisatawan yang datang tidak hanya menikmati keindahan alam, tetapi juga diajak untuk memahami dan merasakan budaya yang masih terjaga dengan baik.
Baca Juga: Kejagung periksa kasus korupsi minyak mentah, indikasi kerugian Negara menguat
Keunikan dan keaslian desa ini membuatnya mendapatkan UNESCO Asia-Pacific Heritage Award sebagai bentuk pengakuan atas pelestarian budaya yang luar biasa.
Wae Rebo kini menjadi destinasi impian bagi wisatawan domestik maupun mancanegara yang ingin menyaksikan keindahan desa adat yang masih asli dan jauh dari modernisasi.