JAKARTA INSIDER - Proyek pengembangan Pulau Rempang telah mengemuka sebagai titik fokus dalam rencana strategis nasional Indonesia.
Ini bukanlah sekadar langkah sepihak, melainkan sebuah komitmen serius dari pemerintah pusat untuk menggali potensi besar yang tersimpan di Pulau Rempang.
Program ini resmi diakui sebagai Program Strategis Nasional pada tahun 2023, sesuai dengan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Nomor 7 Tahun 2023 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Nomor 7 Tahun 2021.
Baca Juga: Kebakaran hutan melanda Taman Nasional Gunung Bromo Tengger Semeru
Keputusan ini diputuskan oleh Menko Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, pada tanggal 28 Agustus 2023, menandai langkah penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia.
Ariastuty Sirait, Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam, menjelaskan pentingnya langkah ini dengan mengatakan, "Sesuai arahan Pak Menko, pengembangan Pulau Rempang masuk dalam daftar Program Strategis Nasional. Besar harapan, program ini bisa memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau, khususnya Kota Batam."
Pulau Rempang akan diubah menjadi Rempang Eco-City melalui kerja sama antara BP Batam dan PT Makmur Elok Graha (MEG).
Baca Juga: Sandiaga Uno mewakili Indonesia untuk mengundang maskapai ASEAN buka rute penerbangan ke Indonesia
Ini akan menjadi pusat industri, perdagangan, dan pariwisata yang terintegrasi, yang akan membantu meningkatkan daya saing Indonesia terhadap tetangga terdekatnya, Singapura dan Malaysia.
Dengan perkiraan nilai investasi mencapai Rp 381 triliun hingga tahun 2080, pengembangan Pulau Rempang diharapkan akan memberikan dampak ekonomi positif yang signifikan bagi Kota Batam dan kabupaten/kota lain di Provinsi Kepulauan Riau.
Ariastuty menambahkan, "Pengembangan Rempang juga akan membuka ratusan ribu lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat Kepulauan Riau, khususnya para pemuda di Kota Batam."
Target pemerintah Republik Indonesia adalah menyerap sekitar 306.000 tenaga kerja melalui pengembangan Kawasan Rempang Eco-City hingga tahun 2080 mendatang.
Namun, tidak hanya memberikan pekerjaan, para pemuda ini juga akan mendapatkan pendidikan dan pelatihan khusus untuk menghadapi persaingan industri yang semakin ketat di masa depan.