JAKARTA INSIDER - Jakarta, kota yang penuh dengan kehidupan dan cerita sejarah, memiliki sebuah permata yang tak tergantikan - Istana Negara.
Terletak dengan anggun di Jalan Veteran, menghadap indahnya Sungai Ciliwung, Istana Negara bukan hanya sebuah bangunan megah, tetapi juga saksi bisu dari sejarah Indonesia yang panjang dan berliku.
Sejarah yang Gemilang
Sejarah Istana Negara dimulai pada tahun 1796, ketika seorang warga negara Belanda bernama J.A. van Braam membangunnya sebagai kediaman pribadi.
Namun, pada tahun 1816, bangunan ini diambil alih oleh pemerintah Hindia-Belanda dan digunakan sebagai pusat kegiatan pemerintahan serta kediaman para Gubernur Jenderal Belanda.
Sejak saat itu, istana ini mendapat julukan "Hotel Gubernur Jenderal."
Di antara dinding-dinding megahnya, berbagai peristiwa bersejarah terjadi.
Misalnya, di sinilah Jenderal de Kock merumuskan strategi untuk menindas pemberontakan Pangeran Diponegoro dan Gubernur Jenderal Johannes van de Bosch memutuskan untuk menerapkan sistem tanam paksa atau cultuurstelsel.
Bahkan, pada tanggal 25 Maret 1947, Persetujuan Linggajati ditandatangani di gedung ini, menandai awal perjalanan menuju kemerdekaan Indonesia.
Baca Juga: Indonesia sambut hangat kepala negara undangan KTT ASEAN dengan tarian tradisional mewah
Transformasi Megah
Awalnya, Istana Negara adalah bangunan dua lantai yang kemudian mengalami transformasi besar.
Pada tahun 1848, tingkat atasnya diruntuhkan untuk memberikan tampilan yang lebih resmi.
Di kedua sisi gedung utama, dibangun tempat penginapan untuk para kusir dan ajudan Gubernur Jenderal.