Seiring berjalannya waktu, bangunan tersebut tidak lagi dapat memenuhi semua kegiatan yang semakin berkembang.
Pada tahun 1869, Gubernur Jenderal Pieter Mijer merencanakan pembangunan sebuah "hotel" baru di belakangnya.
Gagasan ini akhirnya terealisasi sepuluh tahun kemudian dan menjadi Istana Merdeka yang ikonik.
Baca Juga: Hotel Majapahit Surabaya, mewujudkan kemewahan bersejarah dalam gaya kolonial
Peran yang Megah
Istana Negara tidak hanya sebagai saksi sejarah, tetapi juga berperan penting dalam kehidupan kenegaraan Indonesia.
Ini adalah tempat penyelenggaraan acara-acara kenegaraan, seperti pelantikan pejabat tinggi negara, kongres nasional dan internasional, serta jamuan kenegaraan.
Selain itu, Istana Negara adalah kantor Presiden Republik Indonesia.
Baca Juga: Dibalik pesona Danau Toba, antara sains dan legenda di dunia manusia
Elegansi dalam Rincian
Gaya arsitektur Palladio yang anggun terlihat jelas pada Istana Negara dengan 14 saka bercorak Yunani yang memikat di bagian depan.
Serambi yang dapat dicapai melalui dua anak tangga menghadap ke Jalan Veteran, memberikan sentuhan elegan pada bangunan ini.
Istana Negara memiliki dua balairung besar: Ruang Upacara dan Ruang Jamuan.
Ruang Upacara digunakan untuk upacara resmi kenegaraan, sedangkan Ruang Jamuan digunakan untuk jamuan kenegaraan atau acara bersantai setelah upacara.
Baca Juga: Srambang Park di Ngawi Jawa Timur, keindahan alam yang menyejukkan di kaki Gunung Lawu
Artikel Terkait
Srambang Park di Ngawi Jawa Timur, keindahan alam yang menyejukkan di kaki Gunung Lawu
Menyusuri Pantai Menganti, wisata eksotis di Kebumen, Jawa Tengah
Dibalik pesona Danau Toba, antara sains dan legenda di dunia manusia
Hotel Majapahit Surabaya, mewujudkan kemewahan bersejarah dalam gaya kolonial
Indonesia sambut hangat kepala negara undangan KTT ASEAN dengan tarian tradisional mewah