JAKARTA INSIDER - Wow, jejak digital ataupun bukti kekejaman Jepang saat menjajah negara-negara di dunia, termasuk Indonesia masih tersimpan rapat-rapat.
Siapa sangka, selama 3,5 tahun lamanya Jepang menindas nyaris di seluruh bagian Indonesia.
Bak mimpi buruk yang menjadi kenyataan, Jepang berhasil membuat rakyat Indonesia menjadi sengsara atas semua perbuatan dan kebijakannya.
Baca Juga: Merasa dikhianati! Cristiano Ronaldo ungkap bobroknya manajemen Manchester United
Pemerintah maupun tentara Jepang, dengan begitu kejamnya memimpin dan menginjak-injak Indonesia.
Padahal, Jepang mengaku akan memberikan kemerdekaan di awal kedatangannya di Indonesia.
Berikut ini adalah sebagian bukti kekejaman Jepang saat menjajah Indonesia, sebagaimana dilansir JAKARTA INSIDER dari kanal Youtube Catatan Kaki Kita pada Senin (14/11/2022).
Baca Juga: Pendusta? Ruhut Sitompul: Anies Baswedan menawarkan diri, bukan diundang di KTT G20 Bali
1. Membuat rakyat Indonesia hidup secara tak manusiawi
Tak disangka-sangka, pihak Jepang berhasil melakukan berbagai cara licik untuk mengelabuhi hidup rakyat Indonesia.
Bermula dengan pengakuannya yang menyebut sebagai saudara tua bangsa Indonesia untuk mendapatkan simpati rakyat Indonesia.
Tak cukup sampai disitu, Jepang juga berjanji akan memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia, sehingga rakyat mempercaiyainya.
Baca Juga: Anies sambut Dubes USA di KTT G20, Andi Sinulingga malah sentil Ganjar Pranowo
Akan tetapi, ketika Jepang sudah menguasai Indonesia, segala bentuk makanan, obat-obatan, pakaian, dan barang kebutuhan lainnya menghilang dari pasar.
Sontak, hal inipun membuat rakyat Indonesia menjadi menderita.
Artikel Terkait
Resep mochi rasa susu, pandan dan milo ala Devina Hermawan, bahan lokal rasa Jepang!
Resep simple bekal anak nasi sosis telur Jepang ala chef Devina Hermawan, simple dan bikin nagih!
Resep bakwan Jepang kakiage ala chef Devina Hermawan, Bikin nagih!
Alarm bahaya berbunyi, Jepang ketar ketir hadapi gerombolan rudal Korea Utara
Senin dini hari, PM Jepang tiba di Bali. Disusul Presiden Korsel dan Menlu Rusia