Mbah Mujair, perintis ikan mujair yang mengubah budidaya perikanan dan kuliner di Indonesia

Baca Juga: Perpisahan haru David De Gea dengan Manchester United, kiper legenda yang pecahkan banyak rekor

Dengan cara menurunkan kadar campuran air asin dalam pemeliharaan sedikit demi sedikit, ia berhasil memperoleh 4 ekor ikan mujair yang mampu hidup dan berkembang biak di air tawar.

Keberhasilan Mbah Mujair dalam membudidayakan ikan mujair tidak hanya memperoleh apresiasi dari masyarakat sekitar, tetapi juga pengakuan dari pemerintah.

Pemerintah Hindia Belanda memberikan penghargaan dengan memberi nama "Moedjair" pada ikan yang ditemukan olehnya.

Tidak hanya itu, ia juga menerima penghargaan dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia pada tahun 1951, serta penghargaan internasional dari Konsul Komite Perikanan Indo Pasifik pada tahun 1953.

Baca Juga: Presiden Jokowi diterima dengan hangat oleh Gubernur Jendral Australia selaku perwakilan Raja Inggris

Hasil kerja keras Mbah Mujair dalam membudidayakan ikan mujair memberikan dampak yang signifikan pada perkembangan perikanan air tawar di Indonesia.

Kini, ikan mujair menjadi salah satu ikon kuliner yang tak tergantikan.

Dengan panjang mencapai sekitar 40 cm, ikan mujair memiliki bentuk badan yang pipih dengan warna hitam, keabu-abuan, kecokelatan, atau kuning.

Sirip punggungnya terdiri dari 15-17 duri tajam dan 10-13 jari-jari, sementara sirip duburnya memiliki 3 duri dan 9-12 jari-jari.

Baca Juga: Rahasia sukses Warteg Kharisma Bahari, cuan 7 juta per hari!

Kisah inspiratif Mbah Mujair memberikan bukti bahwa dedikasi dan kecintaan pada bidang yang ditekuni dapat menghasilkan inovasi yang luar biasa.

Ia bukan hanya seorang perintis dalam perikanan, tetapi juga pahlawan yang memberikan kontribusi berharga bagi kekayaan kuliner Indonesia.***