JAKARTA INSIDER - Dalam sejarah Amerika Serikat, peristiwa kerusuhan Los Angeles 1992 memiliki tempat tersendiri.
Terkadang disebut sebagai kerusuhan Rodney King atau pemberontakan Los Angeles 1992, peristiwa ini merupakan serangkaian kerusuhan dan gangguan sipil yang terjadi di Los Angeles County, California, pada bulan April dan Mei 1992.
Kejadian tersebut dipicu oleh putusan bebas terhadap empat perwira Departemen Kepolisian Los Angeles (LAPD) yang dituduh menggunakan kekerasan berlebih dalam penangkapan dan pemukulan terhadap Rodney King.
Insiden tersebut terekam oleh seorang penonton dan ditayangkan dalam siaran televisi.
Baca Juga: Website Polisi Republik Indonesia diklaim dihack oleh akun Bjorka di ExposedForums
Kerusuhan ini meluas ke beberapa wilayah di daerah metropolitan Los Angeles saat ribuan orang melakukan kerusuhan selama enam hari setelah pengumuman putusan.
Pencurian, serangan, dan pembakaran yang meluas terjadi selama kerusuhan tersebut, yang sulit dikendalikan oleh kepolisian setempat.
Situasi di wilayah Los Angeles dapat diatasi setelah Pasukan Nasional California, militer Amerika Serikat, dan beberapa agensi penegak hukum federal menyediakan lebih dari 10.000 petugas pertama bersenjata mereka untuk membantu mengakhiri kekerasan dan kerusuhan tersebut.
Ketika kerusuhan berakhir, 63 orang tewas, 2.383 orang terluka, lebih dari 12.000 orang ditangkap, dan perkiraan kerusakan properti mencapai lebih dari 1 miliar dolar.
Baca Juga: Ijazah vs pengalaman, Universitas Indonesia kalah dengan lulusan STM ketika daftar kerja!
Koreatown, yang terletak di sebelah utara South Central LA, mengalami kerusakan yang lebih besar dibandingkan wilayah lainnya.
Banyak kesalahan atas luasnya kekerasan ini dituduh kepada Kepala Kepolisian LAPD, Daryl Gates, yang pada saat kerusuhan telah mengumumkan pengunduran dirinya karena kegagalan dalam menenangkan situasi dan pengelolaan yang buruk.
Peristiwa tersebut juga mengingatkan kita pada peran penting "Rooftop Koreans" dalam melindungi properti mereka.
Pada saat kerusuhan, banyak pemilik toko Korea yang menggunakan orang-orang Korea untuk menjaga toko mereka dengan senjata api, sementara yang lain memilih berada di atap toko mereka.
Artikel Terkait
Sengketa tanah oleh perusahaan besar, Wihara Amurva Bhumi terancam terisolasi dan tergusur
Foto Terakhir Hachiko: Kesetiaan Anjing yang Menyentuh Hati
Website Polisi Republik Indonesia diklaim dihack oleh akun "Bjorka" di ExposedForums
Uniqlo buka toko baru dengan konsep neighborhood store di One District Puri
Ijazah vs pengalaman, Universitas Indonesia kalah dengan lulusan STM ketika daftar kerja!