Mengenal fenomena Stecu, lagu galau jadi tren gaya cuek anak muda Asia Tenggara

Tren “Stecu” bukan hanya soal lagu, tetapi telah berkembang menjadi gaya komunikasi dan bentuk ekspresi diri yang kuat di era digital.

Ia menggambarkan bagaimana generasi muda memilih untuk tampil santai, tidak berlebihan, namun tetap ingin diperhatikan.

Ini adalah refleksi dari dinamika cinta remaja masa kini yang kompleks, penuh perasaan, tapi enggan terlalu terbuka.

Lebih dalam lagi, fenomena ini juga menyoroti pergeseran lanskap industri musik modern.

Baca Juga: 10 Kutipan motivasi hidup dari Jalaluddin Rumi yang penuh makna

Dulu, promosi lagu bergantung pada radio, televisi, dan konser. Kini, satu unggahan TikTok yang viral bisa melambungkan nama musisi dalam semalam.

Banyak produser musik bahkan mulai merancang lagu-lagu mereka agar cocok untuk “dipotong” dan digunakan sebagai latar video TikTok.

Stecu Stecu adalah bukti nyata bahwa keberhasilan lagu masa kini tak cukup hanya bergantung pada kualitas musik, tapi juga pada seberapa kuat lagu tersebut bisa menginspirasi konten visual dan emosional yang mudah diterima oleh publik, khususnya pengguna media sosial.

Baca Juga: 15 tips untuk menghilangkan noda bekas jerawat dengan bahan alami, salah satunya dengan Minyak Kelapa

Secara keseluruhan, tren Stecu memperlihatkan bahwa musik dan media sosial kini tak bisa dipisahkan. Keduanya saling menghidupi dan menciptakan budaya digital baru yang menghubungkan jutaan orang dalam emosi yang sama—meski hanya lewat video berdurasi 15 hingga 60 detik.***