5 Keunikan Suasana Puasa Ramadan di Provinsi Aceh, Wisatawan Non Islam Perlu Tahu

JAKARTA INSIDER - Awal Ramadan 2025 penulis berkunjung ke Banda Aceh dan Meulaboh Provinsi Aceh untuk sebuah urusan pekerjaan. 

Selama dua minggu berkunjung ke Meulaboh dan Banda Aceh serta desa-desa di sekitarnya, penulis mendapati setidaknya 5 keunikan suasana Ramadan di Aceh. 

Berikut adalah 5 keuningan yang penulis temui selama dua minggu berada di Provinsi Aceh. 

Baca Juga: Tetap waspada! Ini 6 ciri sihir yang sudah dikirim oleh orang yang iri dengki

#1 Tidak Ada Penjual Makanan Siang Hari

Bila di kota-kota lain kita masih bisa dapati warung dan restoran buka di siang hari meskipun menutupi pintunya dengan kain atau tirai.

Di Aceh, baik di Banda Aceh dan di Meulaboh, semua warung dan restoran tutup saat siang hari.

Baca Juga: Industri perhotelan terpukul! Efisiensi anggaran Prabowo berdampak pada tingkat hunian dan pendapatan

#2 Magrib Ditandai dengan Sirine

Meskipun jaman sudah maju dan semua orang memiliki jam sebagai penunjuk waktu, tradisi membunyikan sirine tetap dipertahankan di Aceh.

Ketika waktu buka puasa tiba, sirine dibunyikan dari masjid-masjid kota seakan membawa ke suasana Jakarta pada tahun 70an. 

Baca Juga: Ternyata ini 10 ciri manusia keras kepala yang bisa dikenali, salah satunya tidak mau mengakui kesalahan dan bersikap defensif!

#3 Warung Tutup Lagi Setelah Magrib

Ini yang juga unik di mana warung dan restoran baru melayani pembeli pada pukul 15.00 untuk makanan dibawa pulang.