"FOBO ini yang membuat anak muda selalu merasa ada pilihan yang lebih baik, jadi terus membandingkan diri dengan orang lain," jelas Dr. Faisal.
Menurutnya, rasa cukup dan bersyukur adalah kunci untuk mengatasi FOBO agar anak muda tidak terjebak dalam kegelisahan tanpa akhir.
Baca Juga: 10 tanda di rumah anda tersimpan pusaka gaib, salah satunya melihat bayangan
3. Membangun Kesadaran Sejarah dan Meningkatkan Literasi
Sebagai solusi atas fenomena ‘Kabur Aja Dulu’, Dr. Faisal menekankan pentingnya membangun kembali kepercayaan diri generasi muda terhadap Indonesia.
Ia menyoroti bahwa generasi muda di masa lalu mampu membangun bangsa dengan keterbatasan, sehingga anak muda saat ini juga harus memiliki visi dan imajinasi untuk membangun Indonesia yang lebih baik.
"Tingkatkan literasi dengan membaca buku, berdiskusi, dan berimajinasi. Jika dulu Indonesia lahir dari anak-anak muda dengan keterbatasan, maka generasi sekarang juga bisa membangun bangsa yang besar," tandasnya.
Fenomena ‘Kabur Aja Dulu’ bukan sekadar tren, tetapi cerminan dari pola pikir generasi muda yang dipengaruhi FOBO dan kurangnya rasa cukup.
Menurut Dr. Faisal, solusi utama adalah meningkatkan literasi, berdiskusi, dan memahami sejarah, agar generasi muda tidak hanya mencari kenyamanan, tetapi juga memiliki visi untuk membangun masa depan Indonesia.***
Artikel Terkait
Sejarah bayonet Topkapi yang menjadi hadiah paling bermakna dari Kekaisaran Ottoman untuk Raja Persia Nader Shah
Misteri yang belum terpecahkan, dua orang Prospektor emas temukan mumi kecil tanpa pakaian didalam gua, Homo Floresiensis atau Manusia Kerdil?
KABURAJADULU jadi Trending Topic, Masyarakat Indonesia Ekspresikan kecewa terhadap Pemerintah melalui Media Sosial
Ramai tren #KaburAjaDulu, Istana ingatkan WNI untuk taat prosedur dan punya keahlian
Tinjau program MBG di SMAN 13 Jakarta, Wapres Gibran bagikan skincare gratis