Perkiraan jumlah anak di masa depan hanya tinggal 1, ada apa dengan negara Jepang?

photo author
- Sabtu, 25 Januari 2025 | 17:20 WIB
Perkiraan jumlah anak di masa depan hanya tinggal 1, ada apa dengan negara Jepang?
Perkiraan jumlah anak di masa depan hanya tinggal 1, ada apa dengan negara Jepang?

Menurut jajak pendapat dari Raison d’Etre, 43,9 persen responden yang menikah jarang melakukan hubungan seksual, dan 24,3 persen hampir tidak pernah melakukannya.

Secara keseluruhan, sebanyak 68,2 persen pasangan menikah memiliki kehidupan seksual yang minim.

Survei ini dilakukan terhadap 4.000 responden yang berusia 20 hingga 40 tahun.

Hasilnya menunjukkan bahwa 51 persen perempuan menikah di usia 20-an tidak berminat atau hampir tidak berminat berhubungan seksual. Untuk perempuan usia 30-an, angkanya mencapai 67,8 persen.

Sementara itu, 39,2 persen perempuan menikah di usia 30-an sama sekali tidak berhubungan seksual.

Di kalangan pria, 53,4 persen yang menikah di usia 20-an jarang berhubungan seksual, sementara pada usia 30-an angkanya meningkat menjadi 71,4 persen.

Alasan utama yang diungkapkan para pasangan mencakup kelelahan akibat pekerjaan, kehilangan ketertarikan pada pasangan, dan persepsi bahwa hubungan seksual mengganggu rutinitas.

Langkah Pemerintah dalam Mengatasi Resesi Seks

Untuk mengatasi fenomena ini, pemerintah Jepang mengalokasikan dana sebesar US$25 miliar atau sekitar Rp370 triliun.

Dana ini digunakan untuk memberikan subsidi yang mencakup biaya pendidikan, perawatan prenatal, dan cuti ayah.

Selain itu, pemerintah juga menyediakan program dukungan untuk pasangan menikah agar dapat menjalani kehidupan rumah tangga yang seimbang.

Namun, upaya ini menghadapi tantangan besar mengingat struktur demografi Jepang yang didominasi oleh populasi lansia.

Jepang saat ini memiliki populasi lansia terbesar kedua di dunia, sehingga tekanan terhadap generasi muda semakin berat.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayatul Nissa Rahmadani

Sumber: rilis

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X