Perkiraan jumlah anak di masa depan hanya tinggal 1, ada apa dengan negara Jepang?

photo author
- Sabtu, 25 Januari 2025 | 17:20 WIB
Perkiraan jumlah anak di masa depan hanya tinggal 1, ada apa dengan negara Jepang?
Perkiraan jumlah anak di masa depan hanya tinggal 1, ada apa dengan negara Jepang?

JAKARTA INSIDER - Angka kelahiran dan pernikahan di Jepang yang terus menurun memicu kekhawatiran serius akan masa depan populasi negara tersebut.

Berdasarkan laporan dari Japan Times, 6 Januari 2025, jika tren ini berlanjut, Jepang diperkirakan hanya akan memiliki satu anak pada tahun 2720.

Prediksi ini disampaikan oleh Hiroshi Yoshida, seorang profesor di Pusat Penelitian Ekonomi dan Masyarakat Lanjut Usia Universitas Tohoku.

Baca Juga: Presiden AS Donald Trump kunjungi TKP kebakaran di Los Angeles, sebut tim FEMA gagal menangani bencana

Yoshida telah merilis perkiraan jumlah anak ini setiap bulan April sejak 2012, menggunakan simulasi berdasarkan tingkat penurunan populasi tahunan di kalangan anak-anak.

Menurut data terbaru, tingkat penurunan populasi tahunan pada April lalu mencapai 2,3 persen.

Angka ini menunjukkan percepatan penurunan lebih dari 100 tahun dibandingkan dengan prediksi yang dibuat pada 2023.

Baca Juga: Australia mulai berani, kini ancam Israel jika tak berhenti lakukan genosida di Gaza

Jika situasi ini tidak segera diatasi, Jepang menghadapi ancaman kepunahan generasi muda di masa depan.

Penurunan Angka Kelahiran di Jepang

Penurunan angka kelahiran di Jepang menjadi salah satu isu paling krusial.

Data dari Kementerian Kesehatan Jepang menunjukkan bahwa angka kelahiran turun menjadi 1,20 pada 2023, yang merupakan tingkat terendah sepanjang sejarah.

Di Tokyo, angka kelahiran bahkan lebih rendah, yakni hanya 0,99, menjadikannya kota pertama di Jepang dengan angka kelahiran di bawah 1.

Salah satu faktor penyebab utama rendahnya angka kelahiran adalah semakin sedikitnya orang Jepang yang menikah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayatul Nissa Rahmadani

Sumber: rilis

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X