JAKARTA INSIDER - Sekolah Tinggi Teologi (STT) Jakarta, yang didirikan pada 9 Agustus 1934, memegang predikat sebagai perguruan tinggi teologi tertua di Indonesia.
Dalam perjalanan sejarahnya, STT Jakarta telah menjalani berbagai transformasi yang mencerminkan dinamika pendidikan teologi di tanah air.
Asal Usul dan Evolusi Nama
Awalnya dikenal sebagai Hoogere Theologische School (HTS) di Bogor, STT Jakarta lahir dengan misi mencetak pendeta Indonesia dalam waktu singkat.
Pada tahun 1954, HTS resmi menjadi Sekolah Tinggi Teologi Jakarta, mencerminkan status setaraf universitas yang diakui.
Baca Juga: Raffles Jakarta: Membuka pintu pendidikan berkualitas internasional di Asia Pasifik
Kesinambungan Pendidikan di Masa Sulit
Pada masa pendudukan Jepang (1942-1945), perkuliahan terhenti dan dosen-dosen ditawan, memaksa sekolah ini tutup.
Namun, setelah dibuka kembali pada 1946, STT Jakarta memfokuskan pada pendidikan ekumenis untuk mencetak tenaga teologi Indonesia.
Transformasi Menuju Keberagaman
Pergantian nama pada tahun 1954 tidak hanya mencerminkan status universitas tetapi juga melibatkan perubahan syarat masuk dan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi.
Sifat ekumenisnya semakin kuat, dan jabatan rektor dikelola bergiliran oleh dosen-dosen Indonesia.
Baca Juga: Telkom University Jakarta: Menyongsong masa depan digital dengan keunggulan dan inovasi
Pencapaian dan Akreditasi
Artikel Terkait
Institut Teknologi Budi Utomo (ITBU): Membangun jejak unggul di dunia pendidikan teknologi
Indonesia International Institute for Life Sciences (i3L): Pusat riset dan penelitian terdepan di Jakarta
ESMOD Jakarta: Sekolah mode yang membangun karir dan menghormati warisan budaya
Telkom University Jakarta: Menyongsong masa depan digital dengan keunggulan dan inovasi
Raffles Jakarta: Membuka pintu pendidikan berkualitas internasional di Asia Pasifik