Hal ini bertujuan untuk menjaga keamanan ibukota Indonesia yakni Jakarta.
Ada dua objek vital nasional yang sangat penting yang dijaga menggunakan sistem antiserangan udara berbasis rudal udara ke udara AIM-120 AMRAAM ini.
Kementerian Pertahanan Republik Indonesia memesan dua baterai NASAMS dari Korngsberg Group senilai 77 juta dolar AS.
Sebenarnya ada beberapa alasan Indonesia lebih berhak memiliki NASAMS 2 di banding Turki.
Salah satu diantaranya yakni Turki sempat cekcok dengan Amerika Serikat perihal kedekatannya dengan Rusia.
Selain itu, interoberabilitas penggunaan rudal ini dengan pesawat F-16C/D dan sifatnya yang dapat dimobilisasi menggunakan pesawat angkut C-130 Hercules.
Sistem yang akan dioperasikan oleh TNI AU ini juga dapat difungsikan sebagai sistem pertahanan udara yang bergerak.
Satu baterai NASAMS terdiri dari 12 peluncur rudal
Satu Baterai NASAMS terdiri dari 12 peluncur rudal yang masing-masing peluncur dapat mengakomodir enam rudal AIM-120 AMRAAM.
Kemudian ada delapan radar (AN/MPQ-64 Sentinel F1 Improved Sentinel X band 3D radar), satu pusat kendali tembakan (CTOC), satu kendaraan kamera elektro-optik (MSP500) dan satu kendaraan Tactical Control Cell (TCC).***
Artikel Terkait
Berhasil mencuri perhatian Indonesia, ini fakta Drone tempur Bayraktar made in Turki
Bukan Bayraktar TB2, Drone Aksungur Made In Turki jadi incaran dunia kece andalan militer Turki
Tak hanya Indonesia, Ukraina juga incar Drone Bayraktar made in Turki hingga akan bangun pabrik di Kyiv
Unggul dengan Bayraktar TB2, Turki siap luncurkan Bayraktar TB3 drone Tempur khusus untuk Angkatan Laut
Turki tawarkan perakitan jet tempur F-16 Block 70 kepada Lockheed Martin, Ukraina naksir?