JAKARTA INSIDER – Artikel inspiratif ini merupakan tulisan dari Anang Efendy yang saat ini bekerja sebagai Country Manager, Enterprise and Public Sector, Indonesia, Google Cloud. Sesuai dengan judul yang dipilih, Anang Efendy banyak mengulas tentang kecerdasan buatan (AI) dan sejauh mana pengaruhnya bagi industri hiburan dan media.
Pada bagian awal tulisan, Anang membeberkan fakta dimana saat ini audiens memiliki lebih banyak pilihan, fleksibilitas, dan kendali atas (informasi) apa yang mereka konsumsi.Kondisi ini mengharuskan industri media dan hiburan untuk melakukan transformasi berkelanjutan, atau berisiko tertinggal.
Transformasi berkelanjutan dari industri media dan hiburan menjadi keharusan lantaran 3 dari 5 konsumen lokal sudah menggunakan platform video-on-demand dan lebih dari setengahnya menggunakan layanan music-on-demand.
Gelombang transformasi baru hadir dengan AI generatif, sejenis kecerdasan buatan (AI) yang dapat berinteraksi dengan pengguna dalam bahasa alami dan membuat data baru, mulai dari outline cerita, laporan, dan bentuk teks lainnya, hingga konten multimodal seperti gambar, video, dan audio.
Media dan hiburan pada dasarnya adalah tentang pembuatan konten dan kreativitas, jadi apa arti teknologi baru ini bagi kedua industri tersebut? Selengkapnya, berkut ini ulasan Anang Efendy.
Industri ini mencakup layanan streaming berlangganan over-the-top (OTT), saluran linier 24 jam, siaran olahraga langsung, jurnalisme digital, penerbitan tradisional, video pendek buatan pengguna, dan banyak lagi. Batasan antara segmen-segmen ini cenderung samar-samar, tetapi yang umum bagi mereka semua adalah fokus pada penyampaian konten dan pengalaman menarik yang dapat dimonetisasi secara langsung atau tidak langsung.
Oleh karena itu, perusahaan media dapat menerapkan AI generatif melalui tiga cara:
- Meningkatkan pembuatan, produksi, dan pengelolaan konten
AI generatif membuka cara baru untuk membuat materi tertulis, ilustrasi, efek suara, efek khusus, dan banyak lagi. Perkembangan yang begitu cepat membuat pengguna khawatir bahwa AI generatif menyiratkan akhir dari profesi kreatif. Yang sebenarnya terjadi adalah sebaliknya.
Fotografi, rekaman audio, dan gambar yang dihasilkan komputer telah mengaktifkan mode kreativitas baru alih-alih membuat yang lama menjadi usang, AI generatif akan mengaktifkan bentuk ekspresi baru dan meningkatkan bentuk yang sudah dikenal sebelumnya.
Wartawan sudah menggunakan alat seperti Pinpoint untuk memadukan dan menganalisis sejumlah besar informasi. Mereka dapat menggunakan AI generatif untuk mempercepat proses ini dan membuat draf awal atau ringkasan konten editorial.
Produser film dan televisi dapat menggunakan teknologi ini untuk mempercepat pascaproduksi, dengan antarmuka baru yang mendukung AI untuk menyesuaikan atau menyempurnakan dengan cepat untuk detail pemandangan seperti pencahayaan dan warna. Penyiar dapat menggunakan AI generatif untuk memudahkan mencari dan mengakses pustaka rekaman video untuk digunakan dalam menceritakan kisah yang lebih menarik.
Jauh dari mengancam profesi kreatif yang luar biasa, AI generatif membebaskan penulis, seniman, dan editor dari aspek pekerjaan mereka yang erat dengan rutinitas.