Pihak Kementerian Pertahanan Indonesia akan segera melakukan peminjaman luar negeri terkait pembelian dua drone bersenjata dari Turkiye yang diinginkan oleh TNI AU.
Pembelian UCAV atau pembelian drone bersenjata oleh TNI AU adalah satu dari daftar 16 program Kementerian Pertahanan untuk tahun 2023.
Pihak Kementerian Pertahanan Indonesia memang mengadakan program untuk pembelian senjata dan sistem pertahanan udara seperti drone yang dikhususkan untuk TNI AU.
Hal ini bertujuan untuk mempertahankan serta menambah kekuatan TNI AU khususnya untuk memperkuat pertahanan udara Indonesia.
Akan tetapi, TNI AU harus mengadakan kontrak secara formal yang ditandatangani oleh pihak Kementerian Pertahanan Indonesia sebelum 31 Desember 2023.
Pengadaan drone serta persetujuan pembelian drone secara formal terpisah dari tiga matra, yakni Angkatan Darat, Laut dan Udara.
Khusus untuk Angkatan Udara atau TNI AU, pihak Kementerian Keuangan telah mengizinkan pinjaman senilai 200 juta USD yang khusus untuk pengadaan UCAV.
Sedangkan untuk pembelian amunisi lain atau amunisi berjenis MAM-L, pihak Kementerian Keuangan meminjamkan dana sebesar 38,115 juts USD.
Untuk TNI AL, jumlah peminjaman untuk pengadaan UCAV dan amunisi lain yakni sekitar 100 juta USD.
Sementara itu, untuk TNI AD dapat melakukan peminjaman terkait pengadaan UCAV dan amunisi sekitar 10,89 juta USD yang mampu memperoleh amunisi jenis MAM-L yang sama dengan kebutuhan TNI AU.
TNI AU siap membeli dua jenis UCAV dari pabrikan Turkiye yakni drone Bayrkatra TB-2 dan Anka-B.
Drone produksi dari Turkiye memang selalu membuat Indonesia jatuh cinta, TNI AU akan segera membeli Bayraktar TB-2 dan Anka-B yang diproduksi oleh Turkish Aerospace.
Dua drone tersebut sudah terkenal mampu dan canggih yang kini menjadi pilihan TNI AU untuk segera dimiliki oleh Indonesia.***