JAKARTA INSIDER - Pada sore yang berangin pada 6 Mei 1937, dunia menyaksikan salah satu tragedi paling terkenal dalam sejarah penerbangan.
Zeppelin terbesar yang pernah dibuat, LZ 129 Hindenburg, dilalap api saat hendak mendarat di Stasiun Penerbangan Laut di Lakehurst, New Jersey, Amerika Serikat.
Insiden ini tidak hanya mengakhiri perjalanan Hindenburg, tetapi juga menjadi akhir dari era keemasan pesawat udara Zeppelin.
Awal Mula Teknologi Zeppelin
Teknologi Zeppelin berakar dari inovasi Ferdinand von Zeppelin, seorang bangsawan Jerman dan mantan perwira militer.
Pada akhir abad ke-19, Zeppelin memulai pengembangan pesawat udara kaku (rigid airship) yang menggunakan kerangka aluminium untuk menjaga bentuknya.
Pesawat ini dirancang dengan ruang-ruang gas terpisah di dalamnya, menggunakan hidrogen untuk daya angkat.
Zeppelin pertama, LZ 1, melakukan penerbangan perdananya pada 2 Juli 1900 di Danau Constance, Jerman.
Meskipun penerbangan ini hanya berlangsung selama 18 menit, keberhasilan tersebut menjadi langkah awal dalam revolusi penerbangan. Pada dekade berikutnya, Zeppelin terus mengembangkan teknologinya, menjadikannya alat transportasi dan pengintaian yang signifikan, terutama selama Perang Dunia I.
Setelah perang, Zeppelin menemukan tempat baru dalam industri penerbangan sipil.
Baca Juga: Cuaca hari ini, Jakarta diprediksi akan turun hujan pada siang hari