Tragedi paling terkenal dalam dunia penerbangan, Pesawat Hindenburg yang Mengakhiri Era Kejayaan Zeppelin

Perusahaan Zeppelin Luftschiffbau meluncurkan armada pesawat udara untuk penerbangan komersial, termasuk Graf Zeppelin (LZ 127), yang berhasil mengelilingi dunia pada 1929, memperkuat reputasi Zeppelin sebagai simbol kemewahan dan kemajuan teknologi.

Hindenburg: Puncak Teknologi Zeppelin

Hindenburg, dengan panjang 245 meter dan diameter 41 meter, adalah simbol puncak inovasi teknologi Zeppelin pada era 1930-an. 

Pesawat udara ini mampu membawa hingga 72 penumpang dengan kemewahan yang setara kapal pesiar. Dengan kecepatan maksimum 135 km/jam, Hindenburg dapat menyeberangi Atlantik dalam waktu singkat, menawarkan pengalaman yang tak tertandingi pada masanya.

Namun, kemegahan ini memiliki kelemahan fatal: Hindenburg menggunakan hidrogen sebagai gas pengangkat, meskipun sifatnya sangat mudah terbakar. 

Helium, alternatif yang lebih aman, tidak tersedia secara luas bagi Jerman karena embargo politik.

Detik-Detik Tragedi

Dalam penerbangan terakhirnya, Hindenburg membawa 97 orang dari Frankfurt, Jerman, menuju New Jersey. Saat hendak mendarat, sebuah percikan api memicu ledakan besar, melalap seluruh bagian kapal udara hanya dalam waktu 37 detik.

 Dari tragedi ini, 36 orang kehilangan nyawa, termasuk penumpang dan awak kapal.

Penyebab pasti kebakaran masih menjadi perdebatan hingga kini. 

Teori-teori berkisar dari percikan listrik statis hingga sabotase, tetapi tidak ada bukti yang benar-benar konklusif.

Akhir Era Zeppelin

Kejadian tragis ini mengubah pandangan dunia tentang keamanan pesawat udara Zeppelin. 

Publik kehilangan kepercayaan terhadap teknologi ini, terutama karena penggunaan hidrogen yang berbahaya. 

Industri penerbangan perlahan beralih ke pesawat bermesin yang lebih kecil dan aman.