JAKARTA INSIDER – Hampir tiap hari ada rilisan gadget atau teknologi gadget terbaru yang keluar di pasaran. Dengan berbagai promo yang memikat, bahkan tak jarang ada penawaran cicilan nol persen hingga 24 bulan, membuat konsumsi barang elektronik meningkat pesat.
Sayangnya, sejauh ini konsumen barang elektronik hanya hanya peduli dengan memiliki teknologi terbaru dan gengsi, tanpa pernah memikirkan konsekuensi dari sampah-sampah elektronik yang terus menggunung.
Perlu diketahui, sampah elektronik atau biasa disebut electronic waste (e-waste) kini menjadi limbah yang paling cepat meningkat di dunia. Bahkan, menurut Eco-Bussiness, jumlahnya sudah melebihi populasi manusia di muka bumi.
Masih menurut Eco-Bussines, akumulasi e-waste lebih dari 50 juta ton di dunia tiap tahun. Jika dibiarkan tentu berbahaya bagi kelangsungan hidup lantaran terdapat berbagai bahan kimia yang terkandung di dalam sampah elektronik.
Di sisi lain, perlu edukasi kepada konsumen untuk bijak dalam membeli barang elektronik. Karena selama ini era digital hanya dilihat dari sisi positifnya, padahal inovasi dalam teknologi digital modern juga memiliki konsekuensi kerugian yang sangat besar, salah satunya terkait sampah elektronik.
Melansir berbagai sumber, berikut ini lima fakta penting tentang sampah elektronik yang perlu diketahui.
- Sampah elektronik yang mayoritas berasal dari negara maju, ternyata banyak dibuang secara ilegal ke India, Cina, atau Ghana.
Setiap bulan ada ratusan kontainer limbah elektronik tiba di Agbogbloshie, sebuah desa nelayan di Accra, Ghana. Kawasan tersebut merupakan lokasi pembuangan sampah elektronik terbesar di dunia.
Akibat pembuangan sampah elektronik besar-besaran di desa Agbogbloshie, saat ini tempat tersebut mengalami polusi parah dengan kerusakan lingkungan yang tak lagi bisa diperbaiki.
- Sampah elektronik berasal dari seluruh dunia, terutama dari negara-negara maju yang warganya mampu berganti iPhone tiap kali ada keluaran terbaru
Sudah saatnya menggeser mindset untuk memikirkan nasib iPhone lama atau gawai elektronik lain yang harus disingkirkan daripada berebut jadi pembeli pertama iPhone terbaru.
Boleh jadi hp bekas Anda ada yang hanya tergeletak di laci, ada yang dijual kembali, tapi sekitar 75 persen dari limbah sampah elektronik tersebut akan berakhir di negara-negara Ghana, India, atau Cina.
Ribuan ton sampah elektronik tersebut dibuang secara ilegal, mencemari lingkungan, dan memengaruhi kehidupan para penduduk yang dipaksa hidup berdampingan dengan sampah elektronik.
Artikel Terkait
Telah dipakai sejak 1977, Teknologi Modifikasi Cuaca awalnya untuk mendukung pertanian. Ide Presiden Soeharto
Bagaimana operasi Teknologi Modifikasi Cuaca dilakukan sehingga bisa mencegah banjir dan kekeringan? Simak!
Senjakala smartphone segera tiba, HP bakal digantikan 4 teknologi ini
Simalakama AI, jurnalis dan 10 profesi ini siap-siap tergusur teknologi Artificial Intelegence
Tidak ingin kalah dengan OpenAI, Google rilis update teknologi AI mereka di IO 2023