JAKARTA INSIDER – Saat Anda mengisi bahan bakar kendaraan di SPBU, pasti pernah melihat papan nama bertuliskan biosolar.
Biosolar sesungguhnya salah satu jenis bahan bakar yang sebenarnya sudah ada sejak lama. Bahkan, pemerintah menganjurkan semua kendaraan bermesin diesel untuk memakai bahan bakar jenis ini.
Lalu, apa itu biosolar? Apa bedanya dengan solar biasa?
Biosolar menjadi terobosan teknologi ramah lingkungan. Disebut ramah lingkungan karena bahan baku pembuatan biosolar berasal dari bahan nabati, bukan bahan bakar fosil.
Biosolar umumnya terbuat dari biji tanaman atau buah sehingga bahan bakunya bisa diproduksi lagi tanpa khawatir akan habis seperti halnya minyak bumi. Tak salah bila biosolar disebut sebagai sumber energi terbarukan.
Biosolar berasal dari pencampuran biodiesel (minyak nabati) dan bahan bakar solar. Adapun bahan bakar solar berasal dari sumber energi fosil yang kita tahu, tidak dapat diperbarui.
Baca Juga: 5 Tips kirim barang perabot rumah tangga antarkota yang aman
Biosolar muncul sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi ancaman habisnya sumber daya energi fosil seperti minyak bumi. Meskipun Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak, namun sumber daya minyak tidak dapat diperbarui dan akan habis pada waktunya.
Dengan bahan baku tanaman yang bisa terus diproduksi, biosolar diharapkan dapat menjadi solusi energi di masa depan.
Keuntungan menggunakan bahan bakar biodiesel bagi lingkungan adalah dapat menggantikan bahan bakar fosil sehingga bisa meninggalkan lebih banyak emisi gas rumah kaca.
Biosolar yang berada di Indonesia sampai saat ini dikenal dengan merek dagang Bio Solar B30. Hal tersebut menandakan 30 persen berasal dari komponen nabati dan 70 persen berasal dari bahan bakar solar.
Perbedaan solar dengan biosolar
Artikel Terkait
Mengenal Biodiesel, manfaat, kelebihan, dan kekurangannya