Kwik Kian Gie School of Business: Dari IBI hingga jadi pusat pendidikan manajemen bisnis unggulan

Kwik Kian Gie, lahir pada tahun 1935 di Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, adalah otak di balik pendirian IBII.

Setelah menyelesaikan studi di Nederlandsche Economiche Hogeschool Rotterdam, beliau tidak hanya terjun dalam dunia bisnis, tetapi juga aktif dalam kehidupan politik Indonesia.

Sejak duduk di bangku SMA, Kwik Kian Gie sudah mengetahui misinya dalam hidup: memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi banyak orang.

Pada tahun 1982, bersama Prof. Panglaykim, beliau mendirikan Institut Manajemen Prasetiya Mulya, yang menjadi tonggak awal dalam transformasi pendidikan tinggi di Indonesia.

Bukan hanya seorang pengusaha sukses, Kwik Kian Gie juga berkiprah dalam politik, menjadi bagian dari Partai Demokrasi Indonesia.

Pada tahun 1987, bersama Djoenaedi Joesoef dan Kaharuddin Ongko, beliau mendirikan IBII, yang kini tumbuh menjadi Kwik Kian Gie School of Business.

Baca Juga: Fokus pada kewirausahaan, inilah perjalanan sukses Universitas Tarumanagara di Indonesia

Menggali Kearifan Djoenaedi Joesoef dalam Bisnis

Djoenaedi Joesoef, pendiri PT Konimex Solo, juga menjadi bagian penting dalam kesuksesan Kwik Kian Gie School of Business.

Melalui PT Konimex, beliau memperkenalkan falsafah 3MU: Mutu, Mudah, dan Murah.

Kesuksesan bisnisnya terletak pada komitmen pada mutu produk, distribusi yang efisien, dan harga yang terjangkau.

Selain itu, Djoenaedi Joesoef juga menekankan pentingnya kerja keras, pembelajaran seumur hidup, dan menjalin hubungan baik dengan mitra bisnis.

Filosofi ini membimbing langkah PT Konimex dalam menjadi salah satu pemain utama dalam industri farmasi di Indonesia.

Baca Juga: Universitas Tanri Abeng (TAU): Menjadi tumpuan pendidikan dan pengembangan profesionalisme masa depan 

Visi Rektor: Membentuk Insan Terdidik dan Berdaya Saing