JAKARTA INSIDER - Alwi Shihab, mantan Ketum PKB 2002-2005, saat menjadi pembicara pada acara Ijtima' Ulama Nusantara bertajuk "Ulama Bangkit Bersatu Menjaga Indonesia" di Jakarta, (13/1/23) mengatakan kalau ada orang NU yang memilih partai selain PKB itu agak aneh, apalagi memusuhi.
Cukup beralasan, Alwi Shihab mengatakan demikian. Pasalnya partai politik yang didirikan para ulama NU pada 1998 ini belum bisa tampil secara konsisten sebagai partai politik papan atas. Padahal, NU adalah organisasi Islam terbesar di Indonesia dengan jumlah anggota yang diperkirakan hingga 2022 mencapai 100 juta orang.
Alwi Shihab, mantan menteri luar negeri di era Pemerintahan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Menko Kesra pada Kabinet Indonesia Bersatu, mengatakan salah satu kunci untuk membesarkan PKB adalah bagaimana warga NU bisa kompak dalam satu gerbong politik PKB.
"Kita harus mencari celah agar warga NU ini bisa kompak dan sepakat untuk memenangkan PKB", ujar Alwi Shihab.
Pada Pileg 2019, PKB memperoleh 13.570.970 suara (9,69 persen), 58 kursi. Berada di posisi kelima.
Lalu, pada Pileg sebelumnya 2014, PKB memperoleh 11.298.957 (9,04 persen) , 47 kursi. Berada di posisi kelima.
"Jika PKB menang maka apa yang diperjuangkan oleh NU bisa dilaksanakan oleh PKB di jalur politik. NU lah yang mempelopori dan melahirkan PKB," ujar Alwi Shihab.
(Alm) KH. Abdurrahman Wahid pernah mengatakan bahwa PKB dan NU mempunyai hubungan historis dan budaya yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Yang membedakan keduanya hanya organisasinya.
Bagi Gus Dur sejarah berdirinya PKB tidak bisa dilepaskan dari NU. Karena yang membidani adalah PBNU yang ketika itu Gus Dur duduk sebagai Ketua Umum.
Baca Juga: Sikap sekutu Rusia terhadap perang di Ukraina, mulai dari India hingga negara Asia Tengah