Mengejutkan! Turki diam diam gempur Irak dari Udara atas persetujuan Erdogan

photo author
- Minggu, 2 Oktober 2022 | 15:18 WIB
Akibat serangan udara Turki hancurkan Baghdad  (Anadolu Agency )
Akibat serangan udara Turki hancurkan Baghdad (Anadolu Agency )

JAKARTAINSIDER – Belum habis konflik Ukraina Rusia yang tak ada titik terang setelah tujuh bulan lebih konflik, dunia kembali di hebohkan dengan Turki.

Turki diam diam gempur Irak, disaat dunia internasional sedang membicarakan konflik Ukraina dan Rusia.

Serangan itu dilakukan oleh Turki pada hari Rabu 20 September 2022 tepat di Irak Utara.

Serangan itu dilakukan atas perintah Erdogan karena Ankara sedang bersitegang dengan kelompok Pemberontak Kurdi yang berada di wilayah itu.

Serangan Turki itu dilakukan sebanyak empat kali di wilayah Parakh, sebuah desa di Provinsi Dohuk, di wilayah semi-otonom Kurdi dekat perbatasan Turki. Dalam serangan ini, setidaknya 8 orang tewas dan 23 lainnya terluka.

Dalam hal ini, Irak mengecam aksi Turki

Baghdad mengatakan Turki telah melakukan pelanggaran terhadap kedaulatan dan juga keamanan warganya.

Satu lagi, Pasukan Turki melakukan pelanggaran eksplisit dan terang-terangan terhadap kedaulatan Irak dan kehidupan serta keamanan warga Irak,” kata Perdana Menteri (PM) Irak, Mustafa al-Kadhimi dalam laman Twitternya di kutip dari alarabiya Minggu 2 Oktober 2022.

Serangan brutal ini menggarisbawahi fakta bahwa Turki mengabaikan tuntutan Irak yang terus menerus untuk menahan diri dari pelanggaran militer terhadap wilayah Irak dan kehidupan rakyatnya,” tegasnya.

Al-Kadhimi mengatakan Irak memiliki “hak penuh untuk merespons” dan akan meminta pertanggungjawaban “agresor”.

Demikian, Ankara pun ikut buka suara terkait serangan ini. Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan serangan itu justru kemungkinan dilakukan pemberontak Kurdi karena pihaknya tidak akan menargetkan warga sipil.

Pemberontak Kurdi sendiri merupakan musuh dari rezim pemerintahan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Pasalnya, kelompok pemberontak ini ingin memisahkan beberapa wilayah Turki yang dekat dengan Iraq menjadi sebuah negara baru. Negeri Ottoman itu juga bahkan melabeli pemberontak Kurdi sebagai Teroris.

Meski begitu, kelompok pemberontak Kurdi diketahui juga mendapatkan sokongan dari negara-negara Barat. Salah satunya adalah Finlandia dan Swedia. Hal ini membuat Turki menentang pengajuan dua negara itu untuk menjadi anggota aliansi pertahanan NATO.

Bahkan, dalam pernyataan terbaru, Erdogan menyebut pasukan Amerika Serikat (AS) yang berada di Suriah Timur juga ikut membantu kelompok ini. Ia pun meminta Washington untuk segera menarik pasukannya dari wilayah itu.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayatul Nissa Rahmadani

Sumber: Anadolu Agency, Alarabiya News

Tags

Rekomendasi

Terkini

X