politika

Sumedang berhasil turunkan stunting secara drastis berkat penggunaan SPBE

Minggu, 12 Februari 2023 | 22:15 WIB
Indonesia bertekad mencapai angka prevalensi stunting di 2024, 14 persen

Platform ini berisi data spasial, data spasial kewilayahan, mana kecamatan dengan desa tertinggi stunting. Platform ini juga berisi data statistik by name by address, siapa yang stunting; kemudian ada data analitiknya terkait penyebab stunting.

Tak hanya itu, Pemerintah Kabupaten Sumedang juga memiliki Sistem Informasi Geospasial Online (Sigeon). Teknologi ini digunakan untuk memetakan berbagai data sampai di masing-masing rumah penduduk. Sigeon ini berguna untuk berbagai kepentingan yang salah satunya terkait kesehatan.

Baca Juga: Seorang debt collector tewas dikeroyok saat menagih utang, 10 terduga diamankan Polres Depok

Budi Gunadi Sadikin menambahkan untuk mencegah stunting hal yang utama dilakukan adalah dengan intervensi spesifik pada ibu sejak remaja dan intervensi spesifik pada anak di usia 6 bulan sampai 24 bulan.

Pada ibu sejak remaja, yang paling penting adalah jangan sampai ibu di usia remaja mengalami anemia. Intervensinya dengan memberikan tablet tambah darah dan memastikan tablet tersebut diminum.

Upaya lain yang juga penting adalah dengan memberikan protein hewani melalui MPASI (Makanan Pendampimg ASI) sejak anak usia 6 sampai 24 bulan.

Bupati Kabupaten Bandung, Dony Ahmad Munir mendapat pujian dari Menkes Budi Gunadi Sadikin,, berhasil menurunkan angka prevalensi stunting menjadi 8,72 persen di 2022.

Makanan tambahan ini merupakan makanan yang mengandung protein hewani seperti ikan, ayam, daging sapi, dan yang paling gampang adalah telur.

"Kalau anak sudah stunting itu sudah telat untuk diobati. Jadi jangan tunggu sampai stunting. Caranya adalah jika berat badan anak tidak naik maka harus langsung kirim ke Puskesmas untuk diintervensi dan diberi makanan tambahan selama 14 hari,'' ujat Budi Gunadi Sadikin.

Baca Juga: Aktivitas Gunung Bromo meningkat, gempa tremor terus menerus, status naik ke level waspada

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan , prevalensi stunting balita di Indonesia mencapai 21,6 persen pada tahun 2022. Angka ini turun 2,8 poin dari tahun sebelumnya.

Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali menempati posisi teratas dengan angka balita stunting  sebesar 35,3 persen. Meski masih bertengger di posisi puncak, namun prevalensi balita stunting di NTT menurun dari tahun 2021 yang sebesar 37,8 persen.

Selanjutnya, Sulawesi Barat di peringkat kedua dengan prevalensi balita stunting sebesar 35 persen. Lalu, Papua Barat dan Nusa Tenggara Barat memiliki prevalensi balita stunting masing-masing sebesar 34,6 persen dan 32,7 persen.

Baca Juga: Sandiaga Uno makin mesra dengan PPP, siap dipinang tapi tunggu restu Prabowo

Terdapat 18 provinsi dengan prevalensi balita stunting di atas rata-rata angka nasional. Sisanya, 16 berada di bawah rata-rata angka stunting nasional.

Halaman:

Tags

Terkini