Rusia secara ilegal mencaplok Semenanjung Krimea pada tahun 2014 dan menganggapnya sebagai bagian dari wilayahnya.
Aneslksasi Rusia atas Semenanjung Krimea mendapat kecaman sporadis dari pasukan Ukraina dalam beberapa bulan terakhir.
Baca Juga: Tak hanya kanker payudara, ternyata Nunung Srimulat juga idap penyakit berbahaya ini
Negara-negara Barat telah berulang kali mengesampingkan pemberian senjata ofensif kepada Ukraina - seperti jet tempur. Mereka khawatir bantuan jet temput, akan digunakan untuk menyerang wilayah Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berterima kasih kepada AS dan Presiden Joe Biden atas bantuan tambahan tersebut.
"Semakin jauh senjata kita dan semakin banyak pasukan kita bergerak, semakin cepat agresi brutal Rusia akan berakhir," tulis Zelensky. "Bersama dengan Amerka Serikat melawan teror."
Dalam beberapa hari terakhir, muncul laporan bahwa serangan Rusia di wilayah Donbas timur telah mendapatkan momentum. Kota Bakhmut, yang telah lama menjadi titik fokus serangan Rusia, telah dikepung dari tiga sisi.
Presiden Ukraina, Zelensky mengatakan pasukannya bercokol di sekitar kota dan tidak akan menyerah pada serangan Rusia.
"Kami menganggap Backhmut sebagai benteng kami. Jika pengiriman senjata dipercepat - yaitu senjata jarak jauh, kami tidak hanya tidak akan mundur dari Bakhmut, kami akan mulai mencopot Rusia dari Donbas yang telah diduduki sejak 2014", tegas Zelensky.
Zelensky mengatakan sebelumnya bahwa serangan musim semi Rusia yang telah lama dikabarkan di wilayah tersebut telah dimulai.
Menteri Pertahanan, Oleksii Reznikov, mengatakan awal pekan ini Moskow telah memobilisasi sekitar 500.000 tentara untuk serangan baru.***