"Merupakan bagian dari perjuangan, dan kita memang berencana meningkatkan kemampuan kompetensi teman-teman INKA. Ada beberapa pasar yang menunggu INKA untuk bisa memproduksi kereta yang berteknologi tinggi.
Mudah-mudahan dengan LRT ini bisa beroperasi, menjadi salah satu kesempatan bagi kami untuk bisa menembus pasar global untuk kereta berteknologi tinggi," ujar Andy Budiman.
Direktur Operasi PT INKA (Persero) I Gede Agus Prayatna mengatakan, LRT Jabodebek sudah mendapat sertifikasi dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) untuk "Grade of Automation" (GoA) level 3, yakni sistem kereta tanpa masinis.
"Dari 31 rangkaian sudah disertifikasi DJKA. Untuk next GoA 3, kami sudah menyiapkan 'engineering'.
Selanjutnya sudah mendapat penugasan untuk kontrak MSA atau 'maintenance service agreement' sampai 5 tahun, dan kita juga akan siapkan," kata Gede.
Ia menjelaskan, satu rangkaian atau "trainset" LRT Jabodebek terdiri dari enam kereta yang mampu memuat 170 orang duduk dan 566 orang berdiri.
Dalam keadaan full load atau penuh, bisa mengangkut penumpang hingga 1.300 orang.
"Terkait TKDN atau tingkat komponen dalam negeri, saya sampaikan kembali mohon dibantu untuk membangkitkan semangat agar roda dan bearing dapat diadakan di dalam negeri.
Itu menjadi pekerjaan rumah kami jika akan mengekspor kereta ke beberapa negara, bahwa memerlukan 6 sampai 7 bulan untuk mengimpor komponen," katanya.***