JAKARTA INSIDER – Kabar menghebohkan baru-baru ini datang dari belahan bumi Eropa Utara, tepatnya dari negara Swedia.
Kabar tersebut adalah sebuah tindakan pembakaran salinan kitab suci Al Quran, yang berujung pada reaksi dari berbagai negara-negara Islam di dunia.
Pembakaran salinan kitab suci Al Quran itu dilakukan oleh politisi Swedia, Rasmus Paludan di depan gedung Kedutaan Turki di Stockholm pada Jumat, 20 Januari lalu.
Baca Juga: Perindo mulai merangkak naik menuju dua digit, Perindo punya tempat di Generasi Z
Atas tindakannya yang berani membakar Al Quran, banyak kalangan Islam dari berbagai belahan dunia mengecam perbuatan politisi Swedia itu. Salah satunya termasuk dari Turki, Arab Saudi, hingga Kuwait.
Berdasarkan unggahan Instagram @faktanyagoogle yang dikutip JAKARTA INSIDER pada Senin (23/1/2023), insiden politisi Swedia Rasmus Paludan mem bakar salinan kitab suci Al Quran terjadi dalam sebuah aksi demonstrasi.
Demonstasi di depan gedung Kedutaan Turki yang berada di Stockholm itu merupakan tindakan dari demonstrasi anti-Turki dan upaya Swedia bergabung dengan NATO.
Mengetahui adanya tindakan pembakaran salinan kitab suci Al Quran yang dilakukan Rasmus Paludan, bagian negara Semenanjung Arab mengecam atas tindakan politisi Swedia itu.
Merespon kejadian tersebut, Turki melalui Menteri Luar Negeri nya Mevlut Cavusuglo mengecam keras pembakaran kitab suci umat Islam. Ia menilai kebebasan berekspresi seperti itu tidak dapat diterima.
"Kami mengutuk sekeras mungkin serangan keji terhadap terhadap kitab suci kami. Mengizinkan tindakan anti-Islam ini, yang menargetkan umat Islam dan menghina nilai-nilai suci kami, dengan kedok kebebasan berekspresi lsama sekali tidak dapat diterima," kata Mevlut Cavusuglo pada Minggu (22/1/2023) kemarin.
Selain kecaman dari Turki, Arab Saudi pun juga memberikan kecaman tegas terhadap perbuatan politisi Swedia itu.
"Arab Saudi menyerukan untuk menyebarkan untuk nilai-nilai dialog, toleransi, dan hidup berdampingan, dan menolak kebencian dan ekstremisme," bunyi kecaman itu.