Rata-rata elektabilitas PKB dalam survei Maret 2020 hingga Agustus 2022 adalah 8,8 persen, lebih tinggi 3,5 persen dibanding rata-rata elektabilitas yang diraih PKB menjelang Pemilu 2019. Dalam survei Mei 2017 hingga September 2017, elektabilitas PKB sebesar 5,3 persen.
Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar memberikan tanggapannya: "Kami menyambut positif hasil survei yang menunjukkan elektabilitas PKB terus mengalami kenaikan. Ini merupakan hasil dari kerja keras seluruh jajaran pengurus, simpatisan dan kader PKB di semua tingkatan,” ujar Muhaimin Iskandar saat itu.
Baca Juga: Jadi calon Ketua Umum PSSI, Erick Thohir: Butuh nyali bersihkan PSSI dari tangan-tangan kotor
Muhaimin Islandar mengajak para pengurus dan kader PKB untuk tidak berpuas diri karena target PKB adalah memenangkan Pemilu 2024 baik legislatif maupun Pilpres.
”Di Pileg kalau tidak bisa nomor satu minimal nomor dua. Target kita menang pileg, pilpres dan pilkada serentak,” kata Cicit salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Bisri Syansuri ini.
Namun di akhir tahun 2022, dari hasil survei SMRC 3 - 11 Desember 2022 dengan melibatkan 1220 responden, posisi PKB melorot ke posisi ke-6, 6,1 persen. Di bawah PDIP, Golkar, Gerindra, Demokrat, dan PKS.
Tak jauh berbeda dengan hasil survei tebaru Indikator, 1-6 Desember 2022. PKB berada di peringkat kelima dengan elektabilitas 7,4 persen pada Desember 2022.
Lebih rendah dari Nopember 2022, yang mencapai 8,2 persen. Elektabilitas PKB tertinggi terjadi pada April 2022, sebesar 9,8 persen.
Mau tembus dua besar di Pemilu 2024 menggeser Partai Gerindra bakal menjadi tugas berat Ketum PKB, Muhaimin Iskandar. ***