JAKARTA INSIDER - Sudah enam bulan Rusia melakukan invasi kepada Ukraina, sehingga menimbulkan perang antar kedua negara tersebut.
Invasi yang dilakukan Rusia diduga karena NATO yang ingin melakukan ekspansi ke Eropa Timur, termasuk Ukraina yang berbatasan dengan Rusia.
Ekspansi NATO ke Ukraina dianggap mengganggu keamanan nasional Rusia.
Berdasarkan laporan yang disampaikan oleh presiden Rusia Vladimir Putin dan menteri pertahanan Rusia bahwa operasi militer yang dilakukan Rusia berjalan sesuai dengan rencana.
Pasukan Rusia secara perlahan berhasil masuk ke wilayah Ukraina, terutama kawasan Luhansk.
Wilayah Luhansk untuk saat ini telah memisahkan diri dari Ukraina dan berusaha bergabung dengan Rusia.
Baca Juga: 3 Novel yang diadaptasi menjadi film terlaris di dunia, ada yang terjual 40 juta copy
Tanpa adanya keraguan dari pihak Rusia bahwa kawasan Luhansk dapat segera dibebaskan dari Ukraina.
"Tentunya hal ini tidaklah mudah, dikarenakan situasi di Ukraina telah menjadi perang proksi yang dilakukan oleh negara-negara barat anggota NATO terhadap Rusia, sehingga perang ini bukan terjadi antara Rusia dengan Ukraina, melainkan perang antara Rusia dengan NATO," ungkap Lyudmila Vorobieva duta besar Rusia untuk Indonesia, sebagaimana dilansir JAKARTA INSIDER dari kanal YouTube CNN Indonesia pada Kamis (22/12/2022).
Pihak Rusia menduga bahwa negara-negara barat anggota NATO memanfaatkan Ukraina sebagai wilayah atau tempat untuk berperang melawan Rusia.
Baca Juga: Rekomendasi novel misteri bahasa Inggris untuk pemula, cocok dibaca jelang Natal dan Halloween
Lyudmila Vorobieva juga menambahkan bahwa pada perang ini, Ukraina mendapatkan banyak bantuan pasokan senjata modern dari negara-negara anggota NATO, jika Ukraina tidak di pasok senjata seperti ini, seharusnya invasi ini sudah berakhir pada April tahun ini.