JAKARTA INSIDER - Gempa Cianjur sudah semakin mereda, tapi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendorong Pemerintah Daerah Cianjur segera merelokasi permukiman warga di sepanjang zona patahan atau Sesar Cugenang.
Zona patahan atau Sesar Cugenang itu melingkupi sembilan desa.
"Area sesar seluas kurang lebih 9 kilometer persegi tersebut dinyatakan sebagai zona berbahaya untuk dihuni karena rawan gempabumi.sehingga warga di kawasan itu harus direlokasi," ujar Kepala BMKG
Dwikorita dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (8/12/2022).
Baca Juga: Hasil Mukernas II MUI soroti persiapan umat Islam dan masyarakat hadapi Pemilihan Umum 2024
Dirilis JAKARTA INSIDER dari laman bmkg. go. id pada Sabtu (10/12/2022), Dwikorita menyebutkan, pemicu gempa Cianjur M5.6 pada 21 November 2022 adalah patahan atau Sesar Cugenang.
Sesar Cugenang adalah sesar yang baru teridentifikasi dalam survei yang dilakukan BMKG.
Dwikorita menyebutkan, karena jalur patahannya ada di wilayah Cugenang maka dinamakanlah sesar itu dengan Sesar Cugenang.
Baca Juga: Ibunda Anies Baswedan kritisi proyek IKN, Aliyah Rasyid ternyata seorang Profesor
Sebelumnya, ujar dia, gempa Cianjur diduga disebabkan aktivitas Sesar Cimandiri karena pusat gempa berada di dekat sesar tersebut.
Namun setelah dilakukan analisis focal mechanism dan sebaran titik gempa-gempa susulan, analisis citra satelit dan foto udara.
Serta survei lapangan secara detail oleh BMKG terhadap pola sebaran dan karakteristik surface rupture (retakan/rekahan permukaan tanah), sebaran titik longsor, kelurusan morfologi, dan pola sebaran kerusakan bangunan, maka disimpulkan bahwa gempa Cianjur disebabkan oleh sesar baru Cugenang.
Baca Juga: Comeback! Raheem Sterling kembali ke timnas Inggris usai rumahnya di rampok
Sesar Cugenang membentang sepanjang kurang lebih 9 kilometer dan melintasi sedikitnya 9 desa.