JAKARTA INSIDER – Bencana gempa yang mengguncang Kabupaten Cianjur dan sekitarnya pada Senin (21/11/2022) lalu menimbulkan luka dan trauma tersendiri bagi para korban.
Pasalnya, gempa 5,6 SR tersebut telah menelan ratusan korban. Dari data BNPB, jumlah korban meninggal dunia mencapai 327 jiwa.
Selain itu, korban hilang mencapai 11 orang dan 108.720 orang mengungsi yang tersebar di 39.985 titik pengungsian.
Baca Juga: Naiknya ikan ikan menggelepar ke pantai tak ada kaitannya dengan pertanda bencana
Dari 108.720 orang yang mengungsi tersebut, 52.987 diantaranya adalah pengungsi laki-laki dan 55.733 pengungsi perempuan.
Untuk membantu mengatasi trauma para korban akibat gempa, tim yang ada di dapur umum berusaha untuk memberikan zat gizi yang lebih lengkap, tak hanya mengandalkan makanan instan saja.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol. Ibrahim Tompo S.I.K., M.Si mengimbau agar tidak terlalu mengandalkan makanan instan seperti mie instan saja saat terjadi bencana.
Baca Juga: Cek harga tiket perjalanan jauh PT KAI jelang Natal dan Tahun Baru 2023
Pasalnya mengingat mie instan yang tidak memiliki gizi yang cukup lengkap, bahkan tidak baik jika dikonsumsi berlebih.
Lebih lanjut, Polda Jabar tersebut menjelaskan bahwa masyarakat terdampak gempa yang ada di pengungsian membutuhkan zat gizi yang cukup, tak hanya fokus pada pemenuhan sumber energy.
Pemenuhan zat gizi untuk para korban terdampak gempa itu seperti vitamin dan mineral yang berfungsi untuk meningkatkan imunitas tubuh.
Selain itu, mereka juga membutuhkan makanan yang praktis serta mudah untuk disiapkan dan tidak ribet.
“Jadi kalaupun terpaksa harus mie instan, perlu dilengkapi dengan banyak sayuran berwarna dan sumber protein seperti telur dan susu,” ujarnya.
Baca Juga: Meski tersangka, KPK belum tahan Bupati Bangkalan Abdul Latif Amin Imron
Makanan-makanan yang bergizi dipercaya mampu membantu korban terdampak gempa untuk meminimalisir stress dan trauma akibat bencana.