politika

Jelang pertemuan dengan Xi Jinping, Joe Biden pastikan hubungannya dengan China tidak bakal jadi konflik

Senin, 14 November 2022 | 16:57 WIB
Presiden AS Joe Biden (ig : joebiden)

 

JAKARTA INSIDER - Menjelang pertemuan tatap muka dengan Presiden China Xi Jinping pada Senin malam, Presiden AS Joe Biden mengatakan dia ingin memastikan bahwa hubungan yang tegang dengan China tidak "berubah menjadi konflik."

Pertemuan tersebut yang akan diadakan menjelang KTT Kelompok 20 di Bali, Indonesia, menandai pertemuan tatap muka pertama antara para pemimpin sejak masa kepresidenan Biden dimulai.

Pertemua ini juga terjadi di tengah ketegangan dengan Beijing atas berbagai masalah mulai dari perdagangan hingga Taiwan.

Berbicara pada pertemuan puncak regional di Phnom Penh, Kamboja, pada hari Minggu, Biden mengatakan Amerika Serikat akan terus bersaing dengan China sambil "menjaga jalur komunikasi tetap terbuka dan memastikan persaingan tidak mengarah ke konflik."

Biden mengatakan kepada wartawan, seperti dikutip dari laman UPI, Senin (14/11/2022), bahwa dia tidak mengharapkan kesalahpahaman dengan Xi, yang bulan lalu mengokohkan kekuasaan dengan masa jabatan ketiga yang belum pernah terjadi sebelumnya sebagai pemimpin China.

Baca Juga: Ditanya Anindya Bakrie tak hadir di KTT G20, Elon Musk yang kenakan batik kiriman Anindya Bakrie bilang sibuk

"Saya mengenalnya dengan baik, dia mengenal saya," kata Biden.

"Kami memiliki sedikit kesalahpahaman. Kami baru saja mencari tahu di mana garis merahnya dan apa hal terpenting bagi kami masing-masing dalam dua tahun ke depan."

Hubungan antara kedua negara adidaya telah jatuh ke titik terendah dalam beberapa tahun, dengan sikap agresif China terhadap pulau demokratis Taiwan yang menjulang sebagai titik potensial konflik.

Sementara itu China bereaksi keras terhadap kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taipei pada bulan Agustus, meluncurkan latihan tembakan langsung skala besar di perairan dan wilayah udara di sekitar pulau sebagai tanggapan.

Biden juga memicu kecaman dari Beijing dengan mengatakan, bahwa pasukan AS akan membela Taiwan secara militer dari upaya invasi oleh China, sebuah pernyataan yang telah dia buat beberapa kali selama pemerintahannya.

Baca Juga: Kehadiran 17 pemimpin dunia di KTT G20 cerminkan komitmen bersama di tengah situasi ekonomi sulit

China memandang pulau berpenduduk 23 juta yang berpemerintahan sendiri itu sebagai provinsi pembangkang yang telah dijanjikan untuk direbut kembali dengan paksa, jika perlu.

Isu-isu panas lainnya di atas meja termasuk catatan hak asasi manusia China, invasi Rusia ke Ukraina yang sebagian besar tidak dikritik oleh Beijing, dan pembatasan besar-besaran pemerintahan Biden pada ekspor teknologi ke negara Asia.

Biden juga akan membahas Korea Utara dalam pertemuannya dengan Xi, kata Gedung Putih, berharap China akan membantu mengendalikan keadaan yang tidak stabil menjelang uji coba senjata nuklir yang diantisipasi secara luas.

"Jika Korea Utara terus menempuh jalan ini, itu berarti kehadiran militer dan keamanan Amerika semakin meningkat di kawasan itu," kata penasihat keamanan nasional Jake Sullivan kepada wartawan pada hari Sabtu.

"Jadi (China) memiliki kepentingan untuk memainkan peran konstruktif dalam menahan kecenderungan terburuk Korea Utara."

Halaman:

Tags

Terkini