JAKARTA INSIDER – Ledakan yang terjadi di Kyiv pada Senin pekan lalu oleh Rusia membuat perang dengan Ukraina semakin membara.
Pasalnya setelah berbulan-bulan berlalu, konflik Rusia Ukraina hingga kini masih belum juga menemukan titik terang untuk berdamai.
Dampak dari invasi Rusia Ukraina ini pun tentu akan dirasakan oleh semua negara dan diperlukan adanya strategi khusus untuk menghadapi risiko terburuk yang mungkin terjadi.
Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg turut memberikan peringatan kepada dunia untuk bersiap menghadapi kehancuran jika Rusia menggunakan senjata nuklir untuk menyerang Ukraina.
Baca Juga: Hamid Basyaib berkisah, bukan sekadar cerita biasa
"Risiko serangan nuklir terhadap Ukraina dan penggunaan senjata nuklir terhadap Ukraina meski kecil tentu akan berdampak dan menimbulkan adanya konsekuensi yang sangat besar," ungkap Stoltenberg dikutip JAKARTA INSIDER dari laman Al Jazeera (25/10/2022).
Menurutnya, ini adalah risiko yang harus dihadapi dan ditangani dengan serius jika Rusia benar-benar menggunakan senjata nuklir ke Ukraina.
"Jadi, ini merupakan risiko yang harus kita tangani secara serius. Dan kami telah melakukannya dengan memberikan sebuah pesan yang sangat jelas kepada Rusia akan adanya konsekuensi serius jika mereka menggunakan senjata nuklir di Ukraina. Kami juga memberikan peringatan kepada Rusia bahwa perang nuklir tidak bisa dimenangi dan jangan pernah diperjuangkan," kata Stoltenberg.
Baca Juga: Buntut tragedi Kanjuruhan, Polri resmi menahan enam tersangka
Sebagai ketua NATO, lebih lanjut Stoltenberg menegaskan bahwa aliansi militer miliknya telah iap atas segala kemungkinan yang akan terjadi nantinya.
Untuk pertahanan dalam melawan Rusia, NATO lebih memilih untuk tidak memberikan perlindungan nuklir kepada Ukraina.
Hal ini sebagai bukti bahwa perisai nuklir hanya diperuntukkan bagi negara yang telah menjadi anggota NATO.
Prioritas utama NATO menurut Stoltenberg adalah menyediakan dukungan militer untuk Ukraina lebih banyak lagi dari sebelumnya.
"Kita semua harus berbuat lebih," ungkapnya.
Menurut Stoltenberg, putaran baru dari serangan rudal Rusia terhadap beberapa kota besar di Ukraina sejak awal perang pada 24 Februari lalu menjadi eskalasi paling serius yang harus dihadapi.***