JAKARTA INSIDER – Publik dan dunia internasional kini sedang dihebohkan dengan konflik baru Australia dan Israel. Australia tak ingin akui Yerusalem sebagai Ibukota sah dari Israel, hal ini memicu amarah PM Israel Yair Lapid serta menyebutkan bahwa Australia adalah Penghianat.
Australia tak ingin akui Yerusalem sebagai ibukota Israel, namun sebelumnya publik mengetahui bahwa hubungan diplomatik dan politik Israel dan Australia adalah baik baik saja, namun justru Israel merasa di khianati bahwasanya kenyataan berkata lain, Australia tak ingin akui Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Baca Juga: Israel ternyata pasok informasi intelijen kepada Ukraina terkait pengiriman drone dari Iran ke Rusia
Mendengar hal demikian, PM Yair Lapid ungkap kekecewaan dan rasa sakit terhianati oleh Australia dan sebut bahwa Diplomat Canberra sebagai penghianat dan dengan ini kecam Australia.
PM Yair Lapid buka suara dan mengatakan bahwa Yerusalam utuh milik Israel, hal ini jelas tidak disetujui oleh pihak Australia, dan Australia mutlak dengan keputusan itu.
“ Yerusalem adalah sepenuhnya milik Israel, tidak ada yang bisa merusak atau mengganggu keputusan ini” ucap Yair Lapid setelah mengetahui Australia tak lagi akui Yerusalem sebagai Ibukota Israel.
“ Australia berhianat, Australia bukan sahabat dan bersiap terima ganjarannya” tegas PM Yair Lapid, Rabu (19/10/2022).
Mengetahui balasan dan amarah Israel, Australia seakan tutup telinga dan tidak perduli dengan apapun ancaman yang dilontarkan oleh Israel.
Australia dengan tegas tak ingin urusi apapun yang disebutkan oleh Israel, bagi Australia Yerusalem mutlak milik Palestina.
Mengetahui hal ini, Australia mendapat perhatian dari Menteri Urusan sipil otoritas Palestina, Hussein Al Sheikh.
Hussein mengatakan terimakasih yang sebesar besarnya atas ketegasan Australia dalam bertindak dan mengaku kagum dengan Australia.
“ kami Palestina dengan ini sangat menghargai apapun keputusan yang di lakukan oleh Australia menyangkut Yerusalem dan seruannya untuk solusi dua negara yang sesuai dengan legitimasi internasional,”ucap Hussein.
Dengan keputusan ini, Pemerintah Australia Yang dengan ini di pimpin oleh Perdana Menteri Anthony Albanese telah dengan jelas menghapus referensi Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel dari situs web pemerintah.
Adapun pages Israel yang terdapat di dalam situs web Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia diam-diam diperbarui untuk menghapus referensi ke Australia yang mengakui Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel.***