politika

Inginkan otonomi penuh, ini alasan 4 wilayah Ukraina ingin segera gabung Rusia

Minggu, 2 Oktober 2022 | 08:25 WIB
Warga Donetsk yang ingin bergabung dengan Rusia (Moskow times)

JAKARTAINSIDER – Donbass adalah salah satu wilayah di Ukraina yang ingin bergabung dengan Rusia.

23 September lalu, Donbass , Kherson dan Zaporizhzhia umumkan bahwa wilayah mereka ingin segera bergabung dengan Rusia.

Pisah dari Ukraina, Donbass beri alasan khusus ingin gabung Rusia.

Hal itu dilakukan dengan adanya pemungutan suara pada tanggal 23 September lalu hingga tanggal 27 September.

Mengetahui hal yang terjadi demikian, Kiev dan Presiden Volodymyr Zelensky tidak mengakui adanya hal ini.

Kiev menyatakan tidak akan mengakui pemungutan suara. Sementara Uni Eropa menyebut referendum tersebut sebagai penipuan.

Empat wilayah tersebut telah menyatakan kemenangan pada referendum tersebut. Pihak Donetsk mengatakan, sebanyak 99,2% peserta telah memilih bergabung dengan Rusia.

Luhansk, ada 98,4% yang memilih gabung dengan Rusia. Untuk wilayah Kherson, terdapat 87% yang setuju bergabung. Di Zaporizhzha, ada 93,1% setuju bergabung dengan Rusia.

Donetsk Aleksander Kofman menginginkan perbatasan Rusia berada di Donbass dan Ukraina.

 Selain itu, dia juga menyatakan keinginan untuk menjadi dari satu tanah yang besar, yaitu Rusia.

Donetsk dan Luhansk adalah wilayah di Donbass, Ukraina Timur. Sejak 2014, kedua wilayah tersebut sudah memisahkan diri dari Ukraina.

 Pada 2015, dua wilayah Donbass telah melakukan referendum. Referendum itu dianggap gagal lantaran Ukraina tidak mengatur referendum lokal.

Kemerdekaan Donetsk dan Luhansk juga tak diakui secara internasional. Namun pada Februari 2022, Moskow mengakui kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk (DPR) serta Republik Rakyat Luhansk (LPR).

Donetsk serta Luhansk menginginkan otonomi penuh dari Ukraina. Selain itu, masing-masing pemimpin wilayah itu mendeklarasikan diri sebagai presiden.

Denis Pushilin terpilih menjadi pemimpin Republik Rakyat Donetsk. Sementara Republik Rakyat Luhansk dipimpin Leonid Pasechnik. Menanggapi ini, Ukraina menolak mengakui dua wilayah tersebut sebagai negara merdeka.

Halaman:

Tags

Terkini