Menurutnya, menjadi presiden adalah panggilan bagi Anies untuk mengembalikan marwah ulama dan habaib sebagai elemen yang dihormati dalam masyarakat.
Baca Juga: Partai Nasdem rayakan ulang tahun ke 72, dihadiri oleh Anies Baswedan dan AHY
"Kami berharap Anies terpilih sebagai presiden, dan kami mendoakannya. Sebagai seorang santri, Anies adalah persembahan ulama dan habaib untuk Indonesia," imbuhnya dengan penuh keyakinan.
Sebelumnya, dalam suatu musyawarah di Pondok Pesantren Islam At-Tauhid Sidoresmo, Surabaya, ratusan kiai dan gus dari Jawa Timur telah mengusulkan lima nama bakal calon wakil presiden (cawapres) kepada Anies Baswedan.
Pengusulan ini dilandaskan pada pandangan bahwa Anies adalah seorang yang menganut ahlusunnah waljamaah atau aswaja.
Baca Juga: Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo bersatu untuk dukung kesehatan mental dalam acara Menjadi Manusia
Dalam sebuah acara yang dipimpin oleh KH Mas Mansur Tholhah, Gus Mahasin, kakak kandung dari KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha), mengungkapkan keyakinan mereka terhadap Anies.
Menurut Gus Mahasin, Anies memiliki komitmen terhadap ahlusunnah waljamaah, dan hal ini tercermin dalam tindakan dan pandangannya.
Salah satu dari empat butir hasil musyawarah tersebut adalah usulan lima nama warga dan kader Nahdliyin yang cocok untuk menjadi cawapres Anies Baswedan.
Yenny Wahid, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Khofifah Indar Parawansa, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Mahfud Md adalah nama-nama yang diusulkan.
Namun, Gus Mahasin menegaskan bahwa keputusan akhir tetap ada di tangan Anies Baswedan.
Dalam pandangannya, Anies memiliki ikatan erat dengan dunia Nahdliyin, dan kehadiran cawapres dari kalangan Nahdliyin diharapkan dapat memperkuat komitmen terhadap santri dan pesantren.
"Di antara semua calon cawapres, hanya Anies Baswedan yang memiliki track record nyata dalam dunia pendidikan. Kami, para kiai, lebih percaya bahwa Anies adalah sosok yang akan membawa kemajuan bagi para santri dan pesantren," pungkas Gus Mahasin.***