"Saya marah dan terkejut dengan pembunuhan itu. Kejahatan terorganisir telah berkembang pesat, tetapi beban hukum sepenuhnya akan menimpa mereka," tambah pria yang tidak akan ikut pemilihan presiden lagi itu.
Ia pun mengumumkan keadaan darurat selama dua bulan, Kamis (10/8/2023). Ia berjanji untuk tetap mengadakan pemilihan umum yang dijadwalkan akhir bulan ini.
"Angkatan Bersenjata saat ini dimobilisasi di seluruh wilayah nasional untuk menjamin keamanan warga negara, ketenangan negara, dan pemilihan umum yang bebas dan demokratis pada 20 Agustus," kata Lasso dalam pidato yang disiarkan di YouTube, sebagaimana dikutip dari AFP.
Baca Juga: Menimbang peluang Anies, Ganjar, dan Prabowo memenangi Pipres 2024
"Tiga hari berkabung nasional untuk menghormati 'seorang patriot'," tambahnya.
Perlu diketahui, Ekuador mengalami peningkatan kekerasan beberapa tahun terakhir karena kehadiran kartel narkoba di negeri itu. Wali kota wilaya Malta, juga terbunuh beberapa bulan lalu.
Mantan presiden Rafael Correa mengecam keras Nigerina akibat hal itu. Ia menyebut kejadian ini menunjukan bagaimana Ekuador sudah menjadi negara gagal.
"Ekuador telah menjadi negara gagal," kata Correa yang kini menetap di Belgia.***