JAKARTA INSIDER - Calon presiden Ekuador, Fernando Villavicencio tewas ditembak mati saat kampanye di Kota Quito pada Rabu (9/8) waktu setempat.
Insiden penembakan terhadap Villavicencio ini terjadi 10 hari menjelang pemilihan umum pada 20 Agustus mendatang.
Dalam video yang beredar, Villavicencio terlihat berjalan keluar dari tempat kampanye menggunakan kacamata, baju dan rompi berwarna biru gelap, serta celana berwarna coklat dikawal dengan sejumlah petugas keamanan di antara kerumunan pendukungnya.
Baca Juga: Jangan sampai SIM kadaluwarsa, simak lokasi SIM Keliling Jakarta hari ini Jumat 11 Agutus 2023
Saat Villavicencio memasuki mobil, terdengar suara tembakan belasan kali yang membuat seluruh orang panik dan merunduk untuk melindungi diri. Setelah itu video terputus.
Mengutip dari BBC, petugas dan pelaku kemudian terlibat baku tembak. Salah satu pelaku penembakan turut tewas akibat luka yang diderita akibat aksi baku tembak dengan petugas.
Ada enam penangkapan yang dilakukan setelah insiden tersebut terjadi. Sementara nyawa Villavicencio tak tertolong usai dilarikan ke rumah sakit.
Baca Juga: JAKSA BELUM SIAP, sidang pembacaan tuntutan Mario Dandy dan Shane Lukas DITUNDA pekan depan
Peristiwa terrsebut terjadi di tengah pemberitaan bahwa sejumlah orang bersenjata menyerang kantor partai Villavicencio, Movimiento Construye yang berlangsung di kota yang sama, meski merupakan insiden terpisah.
Selain itu, angka pembunuhan dan kejahatan di Ekuador tengah mengalami lonjakan tinggi hingga lebih dari dia kali lipat pada 3 tahun terakhir karena kasus narkoba.
Status Darurat
Presiden Ekuador Guillermo Lasso mengaku marah dan terkejut dengan kejadian ini. Ia menyebut kejahatan terorganisir sudah berkembang pesat di negeri itu.
"Kejahatan tidak akan dibiarkan begitu saja," kata Lasso, sesaat sesudah kejadian.
Baca Juga: Prakiraan cuaca Jabodetabek hari ini Jumat 11 Agustus 2023, BMKG: Jakarta cerah, Bogor malam hujan