Dia mengatakan, "Saya sangat menyesal harus mengundurkan diri dalam keadaan seperti ini" dan meminta maaf kepada partai, warga binaannya, serta para relawan yang telah mendukungnya.
Perdana Menteri Lee menulis balasan kepada surat pengunduran diri mereka, mengatakan bahwa keputusan tersebut diperlukan untuk "menjaga standar tinggi kesopanan dan perilaku pribadi yang telah dipegang teguh oleh PAP selama bertahun-tahun".
Tan Chuan-Jin memulai karir politiknya pada tahun 2011 sebagai bagian dari tim PAP yang bertanding dalam GRC Marine Parade.
Sebelum menjabat sebagai Speaker Parlemen pada tahun 2017, ia pernah menjabat sebagai Menteri Ketenagakerjaan dari 2014 hingga 2014, serta Menteri Pembangunan Sosial dan Keluarga dari 2015 hingga 2017.
Dia mencuri perhatian minggu lalu ketika meminta maaf atas penggunaan "bahasa yang tidak pantas" selama sidang parlemen pada bulan April.
Kejadian tersebut terungkap dalam sebuah thread di Reddit, di mana dia mengucapkan kata-kata yang tidak pantas setelah meminta anggota parlemen Vikram Nair (PAP-Sembawang) untuk berbicara, setelah pidato anggota parlemen Workers' Party Jamus Lim.
Cheng Li Hui memulai karir politiknya pada tahun 2015 ketika ia terpilih sebagai anggota parlemen GRC Tampines.
Selama kariernya di dunia politik, ia mendorong untuk penuaan aktif dan dukungan yang lebih baik bagi para lansia, serta untuk dukungan berbasis komunitas yang lebih kuat bagi anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah.
Baca Juga: Taylor Swift Memukau Penggemar di Singapura dengan The Eras Tour 2024: Tiga Hari Berturut-turut!
Dia juga pernah berbicara di parlemen tentang fertilisasi in vitro (IVF) dan pembekuan telur.
Skandal perselingkuhan ini telah menciptakan guncangan besar di dunia politik Singapura.
Keputusan Tan Chuan-Jin dan Cheng Li Hui untuk mengundurkan diri merupakan langkah drastis yang diambil untuk mempertanggungjawabkan tindakan mereka.
Kasus ini menunjukkan bahwa keberlanjutan hubungan yang tidak pantas dapat memiliki konsekuensi serius bagi karir politik seseorang.***