politika

Perancis memanas, imbas penembakan seorang polisi terhadap remaja, unjuk rasa hingga penjarahan tak terkendali

Minggu, 2 Juli 2023 | 20:17 WIB
Perancis bergejolak, unjuk rasa dan penjarahan di mana-mana. (Tangkapan layar YouTube/ iNews)

JAKARTA INSIDER - Kerusuhan memanas di Perancis di mana perlawanan dari warga mengakibatkan gejolak makin meluas.

Gejolak di Perancis tersebut berawal dari penembakan seorang polisi terhadap Nahel remaja yang berusia 17 tahun.

Kini gejolak di Perancis masih berlangsung bahkan merembet dengan adanya penjarahan yang terjadi di toko-toko di berbagai lokasi.

Baca Juga: Lirik lagu ‘Putus Tapi Cinta’ dari Andmesh, mengisahkan tentang penyesalan pasca berakhirnya suatu hubungan

Dilansir JAKARTA INSIDER dari YouTube iNews pada Minggu (2/7/2023), guna mengantisipasi gejolak yang memanas, pemerintah Perancis menurunkan 45 ribu personil kepolisian untuk pengamanan.

Meski demikian kerusuhan itu terus bergejolak akibat perlawanan yang dilakukan pengunjuk rasa terhadap polisi yang bertugas.

Dikabarkan 600 orang di kota Lyon pengunjuk rasa telah ditangkap. Sedangkan 200 orang personil polisi mengalami luka-luka. Dari 600 orang yang ditangkap tersebut sepertiganya adalah remaja.

Baca Juga: Lady Nayoan bongkar bukti dugaan perselingkuhan Rendy Kjaernett dengan Syahnaz adik Raffi Ahmad

Aksi warga yang melawan petugas kepolisian Perancis dimanfaatkan sekelompok orang untuk melakukan penjarahan di pertokoan yang ada di kota Lyon, Marseille dan Grenoble.

Kerusuhan yang terjadi sejak, Rabu, (28/6/2023) terus memanas dan meluas ke sejumlah kota lainnya.

Menyikapi demo besar-besaran ini presiden Perancis Emmanuel Macron menyatakan, perbuatan para pengunjuk rasa akibat dampak media sosial yang berpengaruh negatif terhadap warganya.

Baca Juga: Lirik lagu ‘Buru-buru’ dari Mahalini, mengisahkan seseorang wanita yang didekati pria namun ragu karena trauma

Macron menyebutkan, platform internet dan jejaring sosial memainkan peran penting pergerakan yang terjadi beberapa pekan terakhir ini.

"Kami melihat beberapa di antaranya seperti Snapchat, Tik tok dan beberapa lainnya. Baik dalam pertemuan yang disertai kekerasan dan ada semacam peniruan kekerasan," ujar Macron.

Halaman:

Tags

Terkini