Menurut Rumail, salah satu penyebab rendahnya kesadaran lingkungan adalah kurangnya pendidikan yang tepat sejak dini.
Dia membandingkan pola pendidikan di negara maju, di mana anak-anak di bawah 10 tahun tidak dipaksa untuk belajar hal-hal yang rumit.
Baca Juga: Sosok Bakal Calon Wakil Presiden pendamping Anies Baswedan di Pilpres 2024 akan menjadi kejutan
Mereka lebih diajari tentang tata krama, etika, dan kebaikan hidup sebelum mempelajari hal-hal lain.
Di Indonesia, di sisi lain, anak-anak di usia dini sudah diberikan beban tugas sekolah, yang kadang membuat mereka stres.
Pelajaran tentang kebaikan dan budi pekerti sering kali kalah populer dibandingkan dengan mata pelajaran lain seperti bahasa Inggris.
Rumail juga mengungkapkan pengalamannya dalam berjuang di bidang kebersihan, meskipun belum sejauh dalam isu iklim.
Dia menyadari betapa sulitnya mengubah perilaku masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya.
Baca Juga: Anies Baswedan menikmati sensasi Formula E GP di Jakarta dengan mandiri
Meskipun banyak yang menyadari bahwa itu adalah tindakan yang salah, mereka sudah terbiasa dengan kebiasaan tersebut.
Dalam upayanya untuk meningkatkan kesadaran kebersihan, Rumail melakukan mentoring kepada petugas kebersihan dan mengingatkan mereka untuk bersabar serta menjadikan tugas tersebut sebagai tanggung jawab yang perlu dilakukan.
Menyikapi opini Anies Baswedan mengenai krisis lingkungan, Rumail merasa terkejut dengan keberanian seorang politisi untuk membahas isu ini secara spesifik.
Dia mengapresiasi langkah tersebut dan menyebutnya sebagai tanda bahwa Anies atau konsultan yang mendampinginya memiliki pemahaman yang baik tentang target pasar.
Rumail menganggap bahwa semakin spesifik isu yang diusung, semakin baik dalam menarik perhatian masyarakat.
Tentunya, pandangan Rumail Abbas terhadap opini Anies Baswedan ini memberikan perspektif yang berbeda dan memberikan pemahaman lebih mendalam tentang isu lingkungan yang tengah dihadapi oleh Indonesia.