JAKARTA INSIDER - Melihat antusiasnya warga Kanada, Inggris dan Amerika turun kejalan meneriakkan "Free Palestine" sangat mengharukan.
Warga yang berdemo tersebut meneriakkan yel-yel bebaskan Palestina, kembalikan hak mereka dan banyak lagi teriakan mereka.
Ribuan warga tersebut turun ke jalan di sejumlah tiga negara berbeda di negara mereka masing-masing. Yaitu Amerika, Inggris dan Kanada.
Baca Juga: LINK STREAMING RCTI GRATIS! Nonton Indonesia vs Thailand SEA Games 2023 kick off 19.30 WIB
Dilansir JAKARTA INSIDER dari Dakwah Harian dan Cordova Media Channel, Senin, (15/5/2023), ribuan warga Kanada, Inggris dan Amerika di hari yang sama, mereka kompak melakukan demonstrasi walaupun di negara masing-masing.
Selain teriakan bebaskan Palestina, para pengunjuk rasa ini juga meminta pemerintah mereka masing-masing untuk menghentikan mendukung pemerintah Israel yang telah menzolimi Palestina dan membuat rakyat Palestina menderita.
Mereka bernyanyi, berteriak di sepanjang jalan. Mereka melakukan unjuk rasa tersebut tidak saja warga muslim yang tinggal di ketiga negara itu, tapi juga masyarakat umum yang ikut bergabung dalam demo tersebut.
Baca Juga: 10 Ciri orang sudah terkena pelet/ korban pelet, menurut praktisi supranatural Dewi Sundari
Seperti yel-yel tidak saja "Free Palestina, tapi juga seperti "Israel stop your ethnic cleansing, Stop Killing Palestina".
Ada juga mereka yang menyebut dirinya di spanduk dengan bertuliskan "Palestine Solidarity" dan banyak lagi yel-yel yang dibuat mereka dalam spanduk sebagai ungkapan kekejaman Israel terhadap Palestina yang dibawa para pendemo tersebut.
Juga berupa himbauan mereka untuk Israel agar menghentikan kekejaman Israel terhadap Palestina.
Seperti yel "The Ethenict Cleansing of Palestina", (membersihkan Etnis Palestina), hal ini adalah salah satu judul dari sebuah buku yang pernah ditulis oleh seorang Profesor ahli sejarah berbangsa Israel yang
yang bernama Alen Pappe.
Alen Pappe adalah seorang sejarawan dan aktivis sosialis ekspatriat Israel. Ia adalah seorang profesor Jurusan Ilmu Sosial dan Kajian Internasional di Universitas Exeter, Britania Raya.