JAKARTA INSIDER - Tentara Rusia yang bertempur di Ukraina dan keluarga mengeluhkan pembayaran gaji yang tertunda.
Penduduk dari 52 wilayah Rusia serta semenanjung Krimea yang dicaplok mengatakan anggota keluarga mereka yang saat ini bertempur di Ukraina, menerima pembayaran gaji sering tertunda atau hanya dibayar sebagian. Malah beberapa keluarga ada yang belum dibayar sama sekali.
"Apakah kita akan mulai bertarung secara gratis?", ujar salah satu keluarga tentara Rusia.
Valentina Melnikova, yang mengepalai Komite Orang Tua Tentara Rusia, mengatakan penundaan pembayaran gaji tentara kemungkinan besar disebabkan oleh bobroknya birokrasi militer Rusia.
"Kami tidak pernah memiliki begitu banyak orang yang terlibat dalam konflik sebelumnya. Baik sukarelawan maupun yang dimobilisasi. Tidak ada pengalaman bekerja dengan personel seperti itu,” kata Melnikova.
Menurut pernyataan resmi, gaji awal seorang tentara Rusia yang bertempur di Ukraina adalah 195.000 rubel (USD 2535) per bulan.
Baca Juga: Profil Ida Dayak, sosok viral yang bisa sembuhkan stroke, tulang bengkok, hingga gondok
Hampir 14 kali lebih tinggi daripada gaji rata-rata di beberapa wilayah Rusia.
Selain gaji, prajurit Rusia juga berhak menerima berbagai bonus tergantung pada pangkat, tingkat kualifikasi, dan lama bertugas di ketentaraan.
Merespon keluhan keluarga tentara Rusia,
Presiden Rusia Vladimir Putin, pada awal April ini telah menandatangani sebuah dekrit.
Dalam dekrit ini, tertulis pemerintah Moscow menyediakan dana khusus untuk mendukung tentara yang bertempur di Ukraina dan keluarga mereka.