JAKARTA INSIDER – Operasi pembebasan Pilot Susi Air Kapten Philips Mark Mahrtens terus dilakukan Satgas Operasi Damai Cartenz.
Meskipun, TNI-Polri memastikan sudah mengepung wilayah yang menjadi markas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), namun pilot Susi Air Kapten Philips Mark Methrtens masih dalam tawanan KKB Papua.
Saat ini, KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya telah terdesak. Dengan licik, mereka meminta amunisi dan senjata api untuk ditukar dengan sandera Kapten Philips Mark Mahrtens.
Baca Juga: Mario Dandy Satriyo saat lakukan penganiayaan ke David: Enggak takut gue, anak orang mati
"Memang benar Egianus ajukan sejumlah permintaan di antaranya senjata api dan amunisi yang akan ditukar dengan pilot asal Selandia Baru, Philip Mark Merthens,” ungkap Kapolda Papua Irjen Pol. Mathius Fakhiri di Timika dilansir Antara, Kamis (23/2).
Mathius Fakhiri menegaskan, permintaan itu tidak mungkin dipenuhi karena berbahaya dan dapat mengganggu keamanan serta menimbulkan korban jiwa.
"Sudah dipastikan tidak akan dipenuhi permintaan tersebut," tegas Kapolda Papua.
Baca Juga: Polisi temukan fakta baru, diduga ada perempuan lain selain A, yang mengompori Mario Dandy Satriyo
Mathius Fakhiri mengaku, upaya pembebasan pilot berkebangsaan Selandia Baru berusia 37 tahun itu terus dilakukan dengan mengedepankan negosiasi guna menghindari jatuhnya korban.
"Butuh waktu untuk menuntaskannya, namun itu dibutuhkan agar upaya pembebasan pilot Susi Air berhasil dilakukan tanpa ada korban jiwa," harap Mathius Fakhiri.
Mathius Fakhiri mengatakan, saat ini sandera bersama Egianus Kogoya sudah tidak berada di Paro atau wilayah lainnya di Kabupaten Nduga, karena mereka sudah bergeser dan masuk ke kabupaten lain yang ada di sekitarnya.
Baca Juga: Duka Indy Barends dan Natasha Wilona ditinggal orang tercinta
"Benar, Egianus dan kelompoknya yang membawa pilot Philip sudah bergeser dan anggota TNI-Polri terus berupaya memonitor pergerakannya," ungkap dia.
Kapolda Papua ini berharap pasukan gabungan TNI-Polri bisa segera membebaskan pilot Philip tanpa menimbulkan korban, termasuk masyarakat.